REPUBLIKA.CO.ID, ALEPPO -- Israel menggelar serangan paling mematikan ke Provinsi Aleppo, Suriah dalam beberapa bulan terakhir. Israel mengatakan mereka meningkatkan serangan ke proksi-proksi Iran dan serangan mereka di Lebanon juga menewaskan seorang komandan Hizbullah.
Israel meningkatkan serangan yang mengincar milisi Hizbullah dan Garda Revolusi Iran di Suriah sejak Hamas yang didukung Iran menggelar serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober 2023. Beberapa hari terakhir pilot-pilot Israel kembali melakukan latihan rutin untuk menggelar serangan di dalam wilayah Lebanon.
Teheran dan proksi-proksinya menguasai banyak wilayah di Suriah termasuk Aleppo dan Ibukota Damaskus. Pada Jumat (29/3/2024) militer Israel mengatakan serangan mereka di wilayah Bazaouriye, Lebanon, membunuh deputi komandan unit roket dan rudal Hizbullah Ali Abed Akhsan Naim.
Israel mengatakan Naim salah satu pemimpin Hizbullah dan bertanggung jawab atas serangan-serangan ke warga sipil Israel. Sejak perang Israel di Gaza pecah enam bulan lalu baku tembak Israel dan Hizbullah di perbatasan Lebanon juga meningkat ke tingkat tertinggi sejak perang satu bulan pada 2006.
Hizbullah hendak menunjukkan solidaritasnya pada Hamas dengan menembakan roket ke Israel. Sekitar satu lusin pasukan dan setengah lusin warga Israel tewas dalam baku tembak di perbatasan.
Sementara hampir 270 pejuang Hizbullah dan 50 orang termasuk medis, warga sipil dan jurnalis Lebanon tewas dibunuh serangan Israel. Pada Kamis (28/3/2024) kemarin Mahkamah Internasional sudah meminta Israel untuk berhenti menyebar kelaparan di Gaza.
Pengadilan dunia itu juga meminta Israel mengambil semua langkah yang diperlukan dan efektif untuk memastikan pasokan makanan ke warga Palestina di sana.
Israel berulang kali menyerang bandara internasional di Damaskus dan Aleppo selama bertahun-tahun. Mereka mengklaim serangan-serangan itu bertujuan mengganggu pasokan senjata Iran. Namun sejak 7 Oktober lalu serangan Israel semakin mematikan mendorong Iran menarik sejumlah pejabatnya dari Suriah.
Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan serangan Israel menghantam beberapa wilayah di selatan Provinsi Aleppo sekitar pukul 01.45 dini hari Kamis waktu setempat. Serangan itu menewaskan beberapa warga sipil dan personel militer.
Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan serangan udara tersebut bertepatan dengan serangan drone yang dilakukan dari Idlib dan daerah pedesaan barat Aleppo, yang menurut kementerian dilakukan "organisasi teroris" terhadap warga sipil di Aleppo dan sekitarnya.
Militer Israel menolak memberikan komentar. Dalam unggah di media sosial X, juru bicara kementerian luar negeri Iran, Nasser Kanaani, mengatakan serangan Israel ke Suriah merupakan "upaya terang-terangan dan putus asa" untuk memperluas perang. Ia tidak mengungkapkan apakah serangan itu menimbulkan korban dari pihak Iran.
Tiga sumber keamanan mengatakan 33 warga Suriah dan lima pejuang Hizbullah tewas dalam serangan tersebut. Salah satu sumber mengatakan salah satu pejuang Hizbullah adalah seorang komandan lapangan lokal yang saudaranya terbunuh dalam serangan Israel di Lebanon selatan pada bulan November.
Ini merupakan jumlah korban tewas tertinggi dalam serangan Israel di Suriah sejak 7 Oktober. Sumber-sumber keamanan di Lebanon mengatakan serangan Israel di Lebanon selatan menewaskan seorang pejuang Hizbullah.
Pada bulan Februari lalu Kepala Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Esmail Qaani, bertemu dengan pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah di Beirut untuk mendiskusikan risiko jika Israel melancarkan serangan penuh terhadap Hizbullah. Beberapa sumber mengatakan Qaani mendapat jaminan Hizbullah tidak ingin menyeret Iran ke dalam perang dengan Israel.
Hizbullah mengatakan mereka akan berhenti menembak ke Israel jika gencatan senjata tercapai di Gaza. Namun, para pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS) mengatakan gencatan senjata di Gaza tidak akan secara otomatis meluas ke Lebanon.
Militer Israel mengatakan pilot-pilot Angkatan Udara Israel (IAF) meningkatkan latihan serangan jarak jauh di perbatasan utara seiring dimulainya kembali kegiatan latihan normal dalam beberapa minggu terakhir setelah sempat terhenti pada awal perang Gaza.
"Program pelatihan akan fokus pada peningkatan kesiapan IAF untuk berperang di arena utara dan di arena lain selama pertempuran berkepanjangan," kata militer Israel dalam pernyataannya. Militer menambahkan latihan tersebut termasuk latihan untuk "serangan besar-besaran, serangan jarak jauh, terbang jauh ke dalam wilayah musuh.".