Sabtu 30 Mar 2024 08:04 WIB

Hamas: Perundingan Gencatan Senjata Buntu Karena Sikap Israel

Perundingan di Doha tidak menghasilkan rasa saling pengertian,

Seorang warga Palestina menyaksikan pencarian orang hilang menyusul serangan udara Israel, di kamp pengungsi Al-Maghazi, Jalur Gaza selatan, (29/3/2024).
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Seorang warga Palestina menyaksikan pencarian orang hilang menyusul serangan udara Israel, di kamp pengungsi Al-Maghazi, Jalur Gaza selatan, (29/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Anggota biro politik Hamas, Mohammad Nazzal, mengatakan pada Jumat, (29/3/2024), bahwa perundingan gencatan senjata di Jalur Gaza yang berlangsung di Ibu Kota Qatar, Doha, menemui jalan buntu lantaran sikap Israel.

Saluran berita Al Jazeera yang mengutip Nazzal mengatakan, perundingan di Doha tidak menghasilkan rasa saling pengertian, meskipun ada upaya dari para mediator. Walhasil, perundingan tersebut menemui jalan buntu karena sikap rezim Israel yang tak konsisten.

Baca Juga

Nazzal menegaskan, intensifikasi langkah militer di Gaza tidak akan membantu pemulangan tawanan Israel. Selain itu, ancaman Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan operasi di Rafah tidak membuat pejuang Hamas ciut.

Pekan lalu, Kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh juga menuding Israel sengaja menyabotase perundingan gencatan senjata yang sedang berlangsung di Qatar, dengan menjadikan petugas polisi dan lembaga pemerintah sebagai target serangan di Jalur Gaza.

Kepala operasi kepolisian di Gaza Brigadir Jenderal Fayeq al-Mabhouh tewas pada Senin (18/3/2024), dalam serangan Israel di Rumah Sakit Al-Ahifa di Kota Gaza. Al-Mabhouh bertanggung jawab mengoordinasikan masuknya bantuan kemanusiaan dengan suku-suku Palestina dan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) ke Jalur Gaza utara, menurut pernyataan Kantor Media Gaza.

sumber : Antara, OANA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement