REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kajian publik Jakarta Barometer mendesak pemerintah mempercepat pembangunan Stasiun Sentral Manggarai yang direvitalisasi menjelang Ibu Kota Indonesia berpindah dari DKI Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
"Kalau mau menyelesaikan soal kemacetan transportasi cuma satu jurusnya Manggarai," kata Direktur Jakarta Barometer Jim Lomen Sihombing kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (30/3/2024).
Jim menegaskan Stasiun Manggarai harus menjadi pintu masuk segala transportasi yang akan terhubung, mulai dari KRL Commuter Line, kereta jarak jauh, kereta bandara hingga TransJakarta.
Kawasan Manggarai diharapkan menjadi stasiun sentral dan terintegrasi yang mampu menampung jumlah pengguna transportasi publik dari berbagai daerah seperti Tangerang hingga Bekasi.
Dia menegaskan Stasiun Manggarai bisa semakin diperbesar dengan rekayasa pembangunan. Karena itu, dia berharap stasiun Manggarai juga bisa masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN) yang diusung oleh Presiden Joko Widodo.
"Menurut saya seharusnya Program Strategis Nasional transportasi Jakarta itu Manggarai," ujarnya.
Dia menuturkan Jakarta membutuhkan pemimpin yang memiliki sifat eksekutor seperti sosok mantan Gubernur DKI Sutiyoso. "Kriterianya itu butuh eksekutor kayak Bang Yos, kalau dengan paradigma BKT digusur berapa banyak demi pembangunan, bagus itu," katanya.
Presiden Jokowi meresmikan revitalisasi Stasiun Manggarai Tahap I dengan penambahan tujuh jalur sehingga menjadi 14 jalur kereta yang akan berdampak pada peningkatan frekuensi perjalanan kereta pada Senin (26/12/2022).
Presiden Jokowi memperkirakan proyek revitalisasi II Stasiun Manggarai bakal kelar pada 2024-2025 dan menjadi stasiun sentral dan terintegrasi yang melayani penumpang menggunakan KRL Commuter Line, kereta jarak jauh dan kereta bandara, dengan 18 jalur rel aktif.
Revitalisasi Stasiun Manggarai juga memudahkan masyarakat menuju Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) melalui kereta api bandara, serta memudahkan penggunaan transportasi umum karena terintegrasi dengan TransJakarta, ojek daring, bajaj dan angkutan umum lain.