REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Saiful Rahmat Dasuki mengajak masyarakat Muslim Indonesia untuk menggali hikmah dan petunjuk dari Alquran sebagai panduan utama dalam kehidupan, karena spirit Alquran membawa Indonesia menjaga keragaman
"Al Quran begitu dekat dengan kehidupan bangsa Indonesia. Spirit Al Quran telah membawa Indonesia sebagai bangsa yang berhasil merawat keragaman menjadi harmoni yang begitu indah," katanya dalam keterangan tertulis dalam rangka memperingati peristiwa Nuzulul Quran di Jakarta, Kamis.
Wamenag menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan kepentingan bersama, serta mengutamakan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat tanpa memandang perbedaan suku, agama, atau ras.
"Alquran itu mengajarkan nilai-nilai persatuan, kerukunan antarumat beragama dan inklusivitas yang dapat diinternalisasi dalam pembangunan nasional," ujarnya.
Menurut Wamenag, Alquran bukan hanya menjadi sumber petunjuk spiritual, tetapi juga menjadi landasan moral, etika, dan hukum yang harus membimbing bangsa Indonesia dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
Nilai-nilai keadilan, kesetaraan, kebebasan, dan toleransi yang terdapat dalam Alquran, kata dia, diharapkan dapat menjadi landasan dalam membangun negara yang damai dan harmonis.
"Jadikan Alquran sebagai panduan utama dalam setiap langkah pembangunan dan pengelolaan negara kita," tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Said Asrori mengungkapkan pentingnya memahami bahwa Al Quran diturunkan untuk seluruh umat manusia, bukan hanya untuk satu golongan saja.
“Guru sepuh kita, KH Ahmad Mustofa Bisri dulu pernah berkata bahwa sebagai agama mayoritas di Indonesia, umat Islam paling bertanggungjawab terhadap maju-mundurnya bangsa ini,” ungkapnya.
Ahmad mendorong para pemimpin dan diplomat yang hadir untuk membawa pulang pesan perdamaian, kebijaksanaan, dan kasih sayang dari Alquran, serta menggunakan ajaran-ajaran tersebut untuk membangun jembatan dan menanam benih perdamaian di tengah-tengah masyarakat.
"Saya mengajak para pemimpin, diplomat, dan semua hadirin untuk membawa pulang pesan perdamaian dan kasih sayang. Mari kita implementasikan nilai-nilai Alquran untuk membangun jembatan, bukan tembok, dan menanam benih perdamaian, bukan konflik," katanya.