REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Mantan Mufti Agung Mesir, Syekh Dr Ali Jumah menganjurkan untuk membaca bacaan-bacaan dzikir pada waktu pagi dan petang. Di waktu pagi, baca istighfar 100 kali, sholawat 100 kali, dan tahlil 100 kali. Lalu lakukan hal yang sama pada waktu petang.
Mengapa di dua waktu tersebut? Syekh Ali Jumah menjelaskan, malam dimulai sejak terbenamnya matahari (petang) hingga terbitnya fajar. Adapun siang hari itu dimulai dari adzan Subuh hingga adzan Maghrib.
"Maka kita harus sering-sering berdzikir, dan sering-seringlah berdzikir paling sedikit 300, sebagaimana petunjuk yang telah Allah SWT sampaikan kepada kita," ujarnya. Allah SWT berfirman:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًاوَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
"Maka aku berkata (kepada mereka), “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, Sungguh, Dia Maha Pengampun, niscaya Dia akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu." (QS Nuh ayat 10-12)
Karena itu, Syekh Ali Jumah menjelaskan, seorang Muslim dalam perjalanannya bersama Allah SWT itu melangkah demi langkah. Berdasarkan hadits, Nabi SAW telah bersabda:
إن المنبت لا أرضاً قطع ولا ظهراً أبقى
"Sesungguhnya orang yang memacu tunggangannya (dengan cepat) hingga kelelahan, tidak ada jarak yang ia capai dan tidak pula tersisa tunggangan yang dapat ia naiki." (HR Al-Bazzar dan Al-Hakim)
Maksudnya, terang Syekh Ali Jumah, siapa yang suka terburu-buru maka dia justru akan menyusahkan dirinya dan akan membunuh hewan yang ditungganginya itu. Bahkan sejatinya ia tidak menempuh jarak apapun.
"Jadi kita tenang saja. Tetapi jangan sampai lalai, apalagi membiarkan kelalaian itu menghalangi kita untuk meneruskan perjalanan atau membuat kita menyerah," jelasnya.
Keutamaan dzikir...