Sabtu 30 Mar 2024 21:22 WIB

Penelitian Ungkap Orang Optimistis Punya Kualitas Tidur Lebih Baik

Orang yang optimistis disebut cenderung tidak melaporkan gejala insomnia.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang wanita tidur (ilustrasi). Penelitian menemukan orang yang optimistis cenderung memiliki kualitas tidur lebih baik.
Foto: www.freepik.com
Seorang wanita tidur (ilustrasi). Penelitian menemukan orang yang optimistis cenderung memiliki kualitas tidur lebih baik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penelitian menemukan orang yang optimistis cenderung memiliki kualitas tidur lebih baik. Studi ini melibatkan 3.548 orang di tiga kota besar di Amerika Serikat dan hasilnya sudah diterbitkan di jurnal Behavioral Medicine.

Hasil studi menunjukkan orang-orang yang memiliki optimisme dan harapan baik terhadap masa depan 78 persen lebih mungkin memiliki kualitas tidur yang sangat baik. Waktu tidur mereka pun relatif cukup, yaitu sebanyak enam hingga sembilan jam per malam.

Baca Juga

Selain itu, orang yang optimistis cenderung tidak melaporkan gejala insomnia atau mudah mengantuk di siang hari. Penulis utama studi, profesor Rosalba Hernandez, mengatakan optimisme mungkin terkait dengan kualitas tidur yang lebih baik karena mendorong aksi positif.

Orang yang mampu mengatasi stres dalam hidup secara adaptif cenderung mencari dukungan dari orang lain, makan dengan benar, berolahraga secara teratur, dan mengantisipasi episode stres. Kabar baiknya adalah optimisme bisa dilatih oleh semua orang.

"Optimisme disposisional, keyakinan bahwa hal-hal positif akan terjadi di masa depan, telah muncul sebagai aset psikologis yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bebas penyakit dan kesehatan yang unggul," ungkap Hernandez, dikutip dari laman Spring, Sabtu (30/3/2024).

Hernandez menyebut temuan penelitian tersebut mengungkapkan hubungan yang signifikan antara optimisme dan berbagai karakteristik tidur. Hasilnya pun sudah disesuaikan dengan beragam variabel, termasuk karakteristik sosio-demografis, kondisi kesehatan, dan gejala depresi para peserta.

Dia menyampaikan, optimisme mendorong penanggulangan adaptif. Artinya, orang yang optimistis lebih cenderung melakukan upaya aktif untuk mengatasi masalah dan menafsirkan peristiwa stres dengan cara yang lebih positif, mengurangi kekhawatiran dan pikiran merenung ketika tertidur serta sepanjang siklus tidur.

Hal ini penting, mengingat kurang tidur dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit kronis. "Kualitas tidur yang buruk dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk risiko obesitas, hipertensi, dan risiko kematian yang lebih tinggi," ujar Hernandez.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement