Ahad 31 Mar 2024 06:50 WIB

Arab Saudi Gelar Pameran Manuskrip Kuno Warisan Islam di Masjid Nabawi

Pameran ini terbuka untuk umum selama Ramadhan setiap hari mulai pukul 10.00.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Suasana Raudhah, Masjid Nabawi, Senin (11/6/2023).
Foto: Agung Sasongko/Republika
Suasana Raudhah, Masjid Nabawi, Senin (11/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pameran yang sedang berlangsung di Madinah, Arab Saudi menampilkan manuskrip dan kerajinan tangan langka. Ini digelar dengan tujuan untuk melestarikan dan menyoroti warisan Islam bagi pengunjung selama bulan suci Ramadhan.

Pameran di Masjid Nabawi Madinah terdiri dari berbagai departemen yang memamerkan naskah dan bahan warisan Islam, sebagaimana dilansir Gulf News, Ahad (31/3/2024). Dua aula memajang manuskrip di dinding transparan, memberikan pengunjung pengalaman menonton yang ramah sekaligus melindungi barang-barang dari kerusakan.

Baca Juga

Di antara yang dipamerkan adalah 30 manuskrip kuno. Pameran ini juga menampilkan bahan-bahan yang digunakan dalam menulis pada masa lalu seperti tulang, perkamen, kayu dan batu beserta tempat tinta dan warna serta bahan-bahan yang digunakan untuk menghiasi naskah.

Pameran ini terbuka untuk umum selama Ramadhan setiap hari mulai pukul 10.00 hingga tengah malam. Pemandu terlatih tersedia untuk membantu pengunjung dan memperkenalkan mereka tentang akuisisi tempat tersebut.

Awal 2023 lalu, Saudi juga telah menggelar pameran tahunan King Faisal Center for Research and Islamic Studies (KFCRIS) di Riyadh. Pameran ini menampilkan beberapa teks Arab dan Islam paling langka di dunia, termasuk 36 manuskrip dan karya cetak yang dipilih dengan cermat dari 178.500 karya asli dan foto yang disimpan di arsipnya.

Manuskrip yang disimpan KFCRIS tersebut adalah harta yang tak ternilai, baik dari sisi agama, sejarah, ilmiah, dan filosofis. Manuskrip ini sudah ada jauh sebelum penemuan mesin cetak pada tahun 1400-an.

Manuskrip kuno berupa teks tulisan tangan ini, sebagian besar di antaranya didekorasi dengan indah oleh ahli kaligrafi terampil, dengan ilustrasi hiasan dan peta rumit yang khas pada zamannya. Manuskrip ini masih diteliti oleh pustakawan, ilmuwan, arsiparis, dan kurator hingga saat ini.

Segala hal yang terkait dengan syair pada masa pra-Islam, hingga edisi paling awal dari Taurat, Alkitab, dan Alquran, disusun dengan susah payah selama bertahun-tahun oleh banyak penulis demi melestarikan sejarah. KFCRIS juga memiliki perpustakaan yang luas untuk artefak semacam itu, termasuk lebih dari 28.500 manuskrip fisik langka dan 120.000 potongan foto.

Didirikan pada 1983, pusat tersebut berfungsi sebagai tempat penyimpanan Arsip Keluarga Faisal dan saat ini dianggap sebagai salah satu koleksi budaya terkemuka di Kerajaan karena kontribusinya terhadap humaniora dan ilmu sosial.

Di antara manuskrip itu ialah tiga manuskrip yang berusia lebih dari seribu tahun, yang ditampilkan sebagai contoh kaligrafi Arab dari masa ke masa, termasuk "Al-Bayan wa Al-Tabyin," yang diterjemahkan sebagai "Elegance of Expression and Clarity of Exposition," oleh Al-Jahiz.

Manuskrip lain adalah tiga karya yang mencerminkan kontribusi perempuan untuk masyarakat masing-masing, termasuk Bab Bashir, pendamping Khalifah Abbasiyah Al-Musta'sim, dan Umm Al-Husayn bint Shihab Al-Din Al-Makki. Manuskrip berikutnya, yaitu Kitab Al-Ibar wa Diwan Al-Mubtada wa Al-Khabar karya Ibnu Khaldun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement