REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Gerakan Palestina Hamas pada Sabtu (30/3/2024) mengatakan sejumlah grup politik yang membentuk Aliansi Pasukan Palestina menolak usulan Israel untuk mengirim pasukan Arab ke Jalur Gaza.
Laporan Axios pada Jumat (29/3/2024) mengutip dua pejabat senior Israel yang mengatakan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, dalam kunjungannya baru-baru ini ke Amerika Serikat, menyarankan pembentukan kontingen multinasional dengan pasukan Arab.
Saran tersebut ia kemukakan atas alasan untuk memperkuat hukum dan ketertiban Gaza, serta memastikan keamanan pengiriman bantuan kemanusiaan.
“Faksi-faksi Aliansi Pasukan Palestina menolak usulan Israel untuk mengirim pasukan Arab menjalankan pemerintahan di Gaza dan memperingatkan konsekuensinya,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Pernyataan itu juga menggambarkan usulan Israel tersebut sebagai jebakan baru Zionis dan sebuah kebohongan.
“Dengan meminta bantuan negara-negara Arab tertentu, Israel bersama dengan AS, berusaha menghindari kekalahan mengerikan yang mereka derita, untuk mengeluarkan tentara pendudukan dari tegalan besar yang menjebak mereka sendiri Jalur Gaza," menurut pernyataan itu.
Selain Hamas, aliansi tersebut mencakup Jihad Islam Palestina, Front Populer untuk Pembebasan Palestina, dan beberapa organisasi lain yang memiliki sayap militer sendiri.
Pada Kamis (28/3/2024), Mahkamah Internasional mengatakan Israel harus memastikan akses tanpa hambatan pada bantuan kemanusiaan, dan semua layanan yang diperlukan ke Jalur Gaza.