REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW— Otoritas Amerika Serikat prihatin bahwa data intelijen yang dibagi negara adidaya tersebut dengan Israel ternyata digunakan untuk menargetkan warga sipil dan infrastruktur di Jalur Gaza, menurut laporan The Wall Street Journal pada Ahad (31/3/2024).
The Wall Street Journal memberitakan laporan tersebut dengan mengutip sumber yang mengetahui situasi tersebut.
Setelah serangan 7 Oktober 2023, Amerika Serikat dan Israel menandatangani nota rahasia pembagian intelijen, demikian bunyi laporan itu.
Pada awal konflik, badan-badan intelijen Amerika Serikat mengembangkan aturan untuk bertukar data dengan Israel, tetapi kemudian para pembuat kebijakan senior di Gedung Putih akan menentukan apakah ada pelanggaran terhadap aturan tersebut, tambah laporan itu.