REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui sambungan telepon memberi tahu Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Ankara mendukung pencalonannya sebagai Sekretaris Jenderal Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang baru berdasarkan harapan dan kebutuhannya. Percakapan ini disampaikan Kantor kepresidenan Turki pada Ahad (31/3/2024).
Dalam pernyataannya kantor kepresidenan Turki mengatakan, Erdogan memberi tahu Rutte yang akan turun dari jabatannya itu, Turki berharap ketua aliansi pertahanan Eropa yang baru akan melayani kebutuhan dan kepentingan sekutu mengenai kontra-terorisme dan mempertimbangkan sensitivitas sekutu non-Eropa.
Bulan lalu Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis dan Jerman mengatakan mereka mendukung Rutte untuk menggantikan Jens Stoltenberg. Dukungan empat negara itu membawa Rutte menjadi kandidat unggulan calon sekjen NATO yang baru.
Stoltenberg akan diganti setelah ia turun dari jabatannya pada bulan Oktober mendatang. Pergantian pemimpin ini terjadi ketika NATO di masa kritis untuk mempertahankan dukungan pada pertahanan Ukraina menghadapi invasi Rusia sambil menjaga agar perang tidak mendorong NATO bertempur langsung dengan Moskow.
"Presiden (Joe) Biden sangat mendukung pencalonan Perdana Menteri Rutte untuk menjadi Sekretaris Jenderal NATO berikutnya," kata seorang pejabat AS pada bulan Februari lalu. "Perdana Menteri Rutte yang sangat memahami pentingnya aliansi, merupakan pemimpin dan komunikator berbakat, dan kepemimpinannya akan melayani Aliansi di masa krusial," tambah pejabat itu.
Tergantung pada hasil pemilihan presiden AS pada bulan November mendatang, Ketua NATO yang baru mungkin akan menghadapi masa jabatan kedua mantan presiden AS Donald Trump yang komitmennya menjaga sekutu-sekutu di Eropa dipertanyakan.