Senin 01 Apr 2024 09:44 WIB

Empat Orang Syahid dalam Serangan Udara Israel ke Rumah Sakit Al-Aqsa 

Beberapa jurnalis terluka dalam serangan tersebut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Seorang pria membawa plakat ketika sekelompok dokter Nepal dari rumah sakit pendidikan melakukan protes, menyerukan perdamaian di Gaza, dekat Kedutaan Besar Israel di Kathmandu, Nepal, (29/3/2024),
Foto: EPA-EFE/NARENDRA SHRESTHA
Seorang pria membawa plakat ketika sekelompok dokter Nepal dari rumah sakit pendidikan melakukan protes, menyerukan perdamaian di Gaza, dekat Kedutaan Besar Israel di Kathmandu, Nepal, (29/3/2024),

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan pejabat rumah sakit mengatakan, setidaknya empat orang tewas dalam serangan udara Israel ke halaman Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah di Gaza tengah. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan setidaknya empat orang tewas dan 17 lainnya terluka dalam serangan udara itu.

Juru bicara rumah sakit Khaled al-Dakran mengatakan, beberapa jurnalis terluka dalam serangan tersebut. Militer Israel mengatakan mereka mengincar pusat komando yang dioperasikan milisi Jihad Islam.

Baca Juga

Pada Ahad (31/3/2024), Kantor Media Pemerintah di Gaza mengatakan serangan itu menghantam tenda-tenda tempat pengungsi tinggal sementara dan jurnalis bekerja. Aljazirah melaporkan para pengungsi Palestina "ketakutan" setelah serangan tersebut.

Aljazirah mengatakan semua pengungsi sudah tinggal di dalam rumah sakit selama enam bulan. Al-Dakran menyerukan masyarakat internasional untuk memastikan perlindungan untuk pekerja kesehatan di Gaza. "Rumah sakit dan tim medis serta semua pekerja sektor kesehatan harus dilindungi dan komunitas internasional harus memberikan perlindungan tersebut," katanya.

"Para pasien, yang terluka dan yang mengungsi berada dalam keadaan panik dan ngeri, takut pesawat Israel akan menyerang rumah sakit lagi," tambahnya. Di media sosial X, Tedros mengatakan tim dari WHO berada di kompleks rumah sakit saat serangan udara terjadi dan semua staf WHO selamat. "Kami kembali menyerukan perlindungan terhadap pasien, tenaga kesehatan dan misi kemanusiaan," katanya.  

"Serangan yang sedang berlangsung dan militerisasi rumah sakit harus dihentikan. Hukum kemanusiaan internasional harus dihormati, kami mendesak semua pihak untuk mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB dan gencatan senjata!" tambahnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement