Senin 01 Apr 2024 19:08 WIB

UU Daerah Khusus Jakarta Telah Disahkan, Ini Tanggapan Pj Gubernur Heru

Dengan sahnya UU DKJ, status Jakarta sebagai ibu kota negara akan segera hilang.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Suasana pembangunan Istana Negara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (7/12/2023). Kementerian PUPR mencatat progres pembangunan infrastruktur fisik di IKN Nusantara telah mencapai 60,3 persen.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana pembangunan Istana Negara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Kamis (7/12/2023). Kementerian PUPR mencatat progres pembangunan infrastruktur fisik di IKN Nusantara telah mencapai 60,3 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DPR RI telah mengesahkan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang pada Kamis (28/3/2024). Dengan sahnya UU DKJ, status Jakarta sebagai ibu kota negara akan segera hilang.

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menanggapi dengan santai tentang UU DKJ yang telah disahkan oleh DPR. Menurut dia, pengesahan UU DKJ harus disyukuri dan disetujui. 

Baca Juga

"Ya enggak apa. Apa yang ada ya disyukuri, disetujui," kata Heru saat diminta tanggapan ihwal pengesahan UU DKJ, Senin (1/4/2024).

Meski UU DKJ telah disahkan, status Jakarta sebagai ibu kota negara masih akan berlaku. Pindahnya status ibu kota negara ke Ibu Kota Nusantara (IKN) masih akan menunggu peraturan presiden (perpres) dan keputusan presiden (kepres).

Menurut Heru, pembahasan perpres dan kepres tidak akan menunggu waktu yang lama. Namun, pembahasan itu disebut menjadi kewenangan Istana. "Ya enggak tahu nanti dibahas di Istana, mungkin enggak terlalu lama," kata dia.

Diketahui, DPR RI telah mengesahkan UU DKJ pada Kamis pekan lalu. Beleid itu disahkan dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-14 Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2023-2024.

Terdapat 13 Bab dan 73 Pasal dalam salinan naskah final RUU DKJ yang telah disahkan menjadi Undang-Undang. Salah satu poin penting dalam UU DKJ adalah terkait ketentuan peralihan.

Dalam salinan naskah film RUU DKJ, Pasal 63, disebutkan:

 

"Pada saat Undang-Undang ini diundangkan, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta tetap berkedudukan sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia sampai dengan penetapan Keputusan Presiden mengenai pemindahan Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia dari Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke Ibu Kota Nusantara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan."

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement