REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Penjajah Israel menginstruksikan penguatan keamanan di kedutaan besar negaranya di seluruh dunia. Hal tersebut dilakukan usai melakukan serangan udara ke konsulat Iran di ibu kota Suriah, Damaskus, Senin (1/4/2024).
''Kami meminta Anda untuk terus mengambil langkah-langkah pencegahan dan memberikan perhatian lebih selama operasi rutin,'' demikian bunyi pernyataan yang dikirimkan kepada para diplomat Israel, seperti dikutip portal berita Israel Ynet, Selasa.
Pada Senin (1/4), Israel melancarkan serangan udara ke gedung konsulat jenderal Iran di Damaskus. Serangan Israel mengakibatkan gedung tersebut hancur.
Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengonfirmasi bahwa serangan Israel ke gedung konsulat jenderal Iran di Damaskus menewaskan dua jenderal IRGC dan lima perwira. Sebelumnya, seorang komandan tertinggi Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan enam perwira lainnya dilaporkan tewas dalam serangan rudal yang mengenai Konsulat Iran di Suriah pada Senin.
Dalam pernyataannya, sayap hubungan masyarakat IRGC mengumumkan tewasnya Jenderal Mohammad Reza Zahedi yang merupakan komandan senior Pasukan Quds IRGC di Suriah dan Lebanon. Wakilnya, Jenderal Hadi Haj Rahimi, juga tewas dalam serangan tersebut.
Selain itu, ada lima anggota militer lainnya yang juga disebutkan tewas dalam serangan di sebuah gedung milik Kedutaan Besar Iran di Damaskus itu. Kelima korban jiwa lainnya adalah Hossein Amanollahi, Seyyed Mahdi Jalalati, Mohsen Sadaqat, Ali Agha Babaei dan Syed Ali Salehi Rozbahani. Semuanya anggota IRGC.
Menurut pernyataan itu, Israel melakukan serangan tersebut menyusul kekalahan yang tidak dapat diperbaiki melawan perlawanan Palestina. Hal ini mengacu pada serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Rentetan serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu telah menewaskan lebih dari 32.800 orang. Sebagian besar korban tewas adalah anak-anak.