Rabu 03 Apr 2024 11:30 WIB

Jepang Cabut Peringatan Tsunami Pascagempa Taiwan

Sejauh ini belum ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa di Jepang.

Seorang pejalan kaki mengambil foto tanda tersebut di sebuah toko untuk penghormatan tahunan bagi para korban bencana tahun 2011 Senin, (11/3/2024), di Tokyo.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Seorang pejalan kaki mengambil foto tanda tersebut di sebuah toko untuk penghormatan tahunan bagi para korban bencana tahun 2011 Senin, (11/3/2024), di Tokyo.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Badan Meteorologi Jepang pada Rabu, (3/4/2024), mencabut peringatan tsunami yang dikeluarkan untuk pulau-pulau di wilayah selatan menyusul serangkaian gempa dahsyat mengguncang pantai timur Taiwan. Di situs Badan Meteorologi, pulau-pulau di Prefektur Okinawa, Jepang diwarnai biru di peta wilayah, yang artinya wilayah tersebut mungkin mengalami perubahan ketinggian perairan pantai.

Pada Rabu pagi, serangkaian gempa dahsyat tercatat di lepas pantai Taiwan. Juru bicara Badan Meteorologi Jepang mengatakan gempa terkuat bermagnitudo 7,7 dan kemudian disusul magnitudo 6,6 dan magnitudo 6,3, menurut data otoritas.

Baca Juga

Warganet di X mengunggah video yang memperlihatkan sejumlah bangunan di Taiwan miring dan sebagian hancur. Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi mengatakan kepada awak media, sejauh ini belum ada laporan mengenai kerusakan atau korban jiwa di Jepang.

Dia menambahkan bahwa pemerintah masih mengumpulkan informasi terkait gempa. Guncangan gempa turut dirasakan di Prefektur Okinawa di Jepang selatan. Pascagempa terjadi, peringatan tsunami dikeluarkan untuk Pulau Okinawa, Miyako dan Yaeyama.

Otoritas mengatakan gelombang tsunami bisa mencapai ketinggian tiga meter. Media Jepang memberitakan bahwa gelombang tsunami setinggi 0,3 meter mencapai Pulau Yonaguni dan gelombang kecil juga mencapai pelabuhan Ishigaki.

Pemerintah Jepang mendirikan kantor pusat untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi pascagempa dahsyat di dekat Taiwan dan peringatan tsunami di pulau-pulau Jepang selatan.

sumber : Antara, Sputnik
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement