REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Tidak hanya sekali Allah SWT berfirman mengabarkan tentang kelakuan orang-orang Yahudi yang telah membunuh beberapa nabi dan orang-orang saleh. Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُمْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa hak (alasan yang benar) dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, sampaikanlah kepada mereka kabar gembira yaitu azab yang pedih.” (QS Ali Imran: 21)
Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya, Ad-Durr al-Mantsur fi Tafsir al-Ma’tsur (1/178) menyebutkan bahwa Bani Israil dalam satu hari mereka membunuh 300 Nabi, kemudian mereka beraktivitas di pasar pada sore harinya seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Dengan keterangan tersebut, maka bertambah jelaslah keburukan orang Yahudi terdahulu. Sulit bagi mereka mencari alasan untuk membersihkan diri dan menyatakan sebagai kaum beriman.
Kejahatan mereka telah terbukti dalam sejarah dan bahkan masih berlanjut hingga kini. Itulah yang menyebabkan mereka mendapat celaan dan kutukan.
Ibnul Qayyim menyebutkan, “Sementara generasi yang datang setelah Musa, mereka adalah pembunuh para nabi. Mereka membunuh Nabi Zakaria dan putranya, Nabi Yahya, serta banyak nabi-nabi lainnya. Hingga dalam waktu sehari mereka membunuh 70 nabi, lalu mereka pergi ke pasar di sore hari, seolah-olah mereka tidak berbuat kesalahan apapun.” (Hidayah al-Hayara, halaman 19)
Sebagian ahli tafsir seperti Al-Baidhawi menyebutkan beberapa nama nabi yang dibunuh Bani Israil, “Mereka membunuh Isya’ya, Zakaria, Yahya, dan nabi-nabi lainnya yang mereka tahu itu tidak dibenarkan. Karena mereka tidak memiliki keyakinan bolehnya membunuh para nabi. Namun mereka lakukan itu karena mengikuti hawa nafsu dan cinta dunia.” (Tafsir al-Baidhawi, halaman 331)
Ibn Abi Shaybah meriwayatkan dalam al-Musannaf dari Urwah bin Zubair, dari Hisyam bin Urwah, dari ayahnya, dia berkata, “Yahya bin Zakariya tidak dibunuh kecuali karena seorang wanita yang sewenang-wenang. Dia berkata kepada temannya, ‘Aku tidak akan puas darimu sampai kamu membawakan kepalanya kepadaku.’ Dia kemudian membunuhnya dan membawa kepalanya di dalam kantong.”
Allah SWT juga menyebutkan bahwa mereka mencoba untuk membunuh Nabi Isa alaihissalam, namun tidak berhasil. Allah SWT berfirman
وَقَوْلِهِمْ إِنَّا قَتَلْنَا الْمَسِيحَ عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ رَسُولَ اللَّهِ وَمَا قَتَلُوهُ وَمَا صَلَبُوهُ وَلَٰكِنْ شُبِّهَ لَهُمْ ۚ وَإِنَّ الَّذِينَ اخْتَلَفُوا فِيهِ لَفِي شَكٍّ مِنْهُ ۚ مَا لَهُمْ بِهِ مِنْ عِلْمٍ إِلَّا اتِّبَاعَ الظَّنِّ ۚ وَمَا قَتَلُوهُ يَقِينًا
“Dan karena ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah,- padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak menyalibnya, tetapi yang mereka bunuh adalah orang yang diserupakan dengan Isa.
Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS An-Nisa ayat 157)
Demikian pula dengan Nabi Muhammad SAW. Beliau tak luput dari kelakuan zalim orang-orang Yahudi. Mereka berusaha untuk membunuh beliau, namun gagal.
Sumber: penggalan dari naskah khutbah Fachrur Rozy, Staf Pengajar Ma’had Aly An-Nuur, yang juga dipublikasikan di laman resmi Ma’had Aly An-Nuur Sukoharjo pada 9 November 2023.