Rabu 03 Apr 2024 15:56 WIB

Ilmuwan Telusuri Kutub Selatan untuk Melihat Apakah Gravitasi Kuantum Benar-Benar Ada

Alasan neutrino sangat berharga karena tidak tersentuh oleh hampir semua hal.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Friska Yolandha
Alasan mengapa neutrino begitu berharga dalam pencarian fisika lintas platform adalah karena mereka tidak tersentuh oleh hampir semua hal di alam semesta.
Foto: www.telegraph.co.uk
Alasan mengapa neutrino begitu berharga dalam pencarian fisika lintas platform adalah karena mereka tidak tersentuh oleh hampir semua hal di alam semesta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam fisika, ada dua sistem dasar yang sangat besar, yaitu mekanika-mekanika kuantum dan relativitas umum. Seiring berjalannya waktu, para ilmuwan dari kedua belah pihak telah berupaya menuju pihak yang lain, karena siapa pun yang ingin menjelaskan keseluruhan alam semesta harus membuat kedua landasan tersebut bekerja sama. 

Seperti laboratorium lainnya, teori pemersatu harus benar-benar bersifat lintas platform. Dilansir Popular Mechanics, Selasa (2/4/2024), dalam penelitian baru, para peneliti dari Niels Bohr Institute (NBI) University of Copenhagen, Denmark, bersama 58 universitas anggota lainnya, mengungkap rahasia 300.000 neutrino yang mereka pelajari di Kutub Selatan. Makalah mereka (diterbitkan di Nature Physics) adalah satu langkah maju yang mereka harapkan akan mengarah pada gravitasi kuantum. 

Baca Juga

Gaya yang dihipotesiskan ini, jika pernah didemonstrasikan dalam pengukuran kehidupan nyata, bisa jadi merupakan dongle fisika yang akhirnya mengadaptasi relativitas umum ke mekanika-mekanika kuantum. Jadi, apa hubungannya Antartika dengan hal itu? 

Alasan mengapa neutrino begitu berharga dalam pencarian fisika lintas platform adalah karena mereka tidak tersentuh oleh hampir semua hal di alam semesta. Sebuah neutrino di ujung lain Bima Sakti akan sama ketika ia tiba di Bumi seperti ketika ia meninggalkan sumbernya. 

Hal ini hampir tidak dapat dipercaya mengingat kandungan galaksi, mulai dari perpotongan gravitasi planet dan bintang hingga gaya nuklir fundamental yang membatasi partikel-partikel lain. Ketidakpastiannya berarti bahwa segala sesuatu yang memengaruhi neutrino mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menjadi gravitasi kuantum dibandingkan apa pun yang saat ini dapat kita pahami dan ukur. 

Dalam mempelajari neutrino di atmosfer Bumi, para ilmuwan menggunakan aspek kunci yang disebut koherensi untuk memeriksa apakah neutrino tetap tidak terganggu. Mereka tidak menemukan bukti dekoherensi pada kumpulan neutrino mereka, yang berarti tidak ada gangguan yang terjadi. 

“Meskipun kami memiliki harapan untuk melihat perubahan terkait gravitasi kuantum, fakta bahwa kami tidak melihatnya tidak mengesampingkan sama sekali bahwa perubahan tersebut nyata,” kata Studdard dalam pernyataannya. 

“Selama bertahun-tahun, banyak fisikawan meragukan apakah eksperimen-eksperimen dapat menguji gravitasi kuantum. Analisis kami menunjukkan bahwa hal itu memang mungkin terjadi,” ujar dia. 

Pendiri NB Niels Bohr meletakkan teori dasar tentang energi dalam atom dan apa yang kemudian menjadi mekanika-mekanika kuantum. Memang benar, sekitar 100 tahun setelah Bohr berdebat dengan Albert Einstein, dia mungkin akan senang dengan kemajuan keturunannya dalam menyatukan alam semesta. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement