REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah Sarman Simanjorang mengatakan, mudik Lebaran 2024 menjadi sarana perputaran uang terbesar di Indonesia. Kadin memperkirakan mencapai 25 persen setiap tahun.
Perputaran uang ini akan mampu meningkatkan konsumsi rumah tangga, menggerakkan perekonomian daerah dan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
"Harapan kita agar mudik tahun ini berjalan lancar, aman, meriah, penuh kenangan, para pemudik dapat berbelanja dan berwisata sambal menikmati aneka kuliner dan produk UMKM," ujar Sarman dalam pesan singkat kepada Republika Rabu (3/4/2024).
Ia menjabarkan, jika pada 2023 jumlah pemudik mencapai 123,8 juta orang atau naik 14,2 persen dibandingkan 2022. Pada 2024, data Kementerian Perhubungan menyebut jumlah pemudik tahun ini naik sebanyak 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
"Kenaikan jumlah pemudik tersebut akan menggerek terhadap kenaikan perputaran uang yang sangat besar diseluruh pelosok Tanah Air khususnya daerah tujuan mudik dan destinasi wisata," kata Sarman.
Dengan jumlah pemudik mencapai 193,6 juta orang, jika jumlah per keluarga dirata-ratakan empat orang maka jumlah pemudik setara dengan 48,4 juta keluarga. Dengan asumsi setiap keluarga membawa uang rata rata Rp 3,2 juta maka perputaran uang selama puasa dan lebaran tahun ini diperkirakan mencapai Rp 157,3 triliun.
"Jumlah tersebut masih berpotensi naik, karena kita mengalikan angka minimal atau moderat," kata dia.
Perputaran uang tersebut akan menyebar dibergai sektor usaha seperti ritel, fesyen, makanan dan minuman, BBM, transportasi, pariwisata seperti hotel dan restoran, dan UKM makanan.
Menurut dia, perputaran uang selama bulan puasa dan lebaran sangat signifikan untuk menggerek pertumbuhan ekonomi nasional kuartal I 2024. "Ini akan menjadi modal awal untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2024 bertahan diangka 5 persen syukur bisa di atas," ucap Sarman.
Ia menambahkan, beberapa daerah juga akan mendapatkan perputaran uang tambahan dari kiriman TKI dari luar negeri atau remitansi. Kadin memprediksi remitansi juga mengalami pertumbuhan sekitar 25–30 persen selama puasa dan Lebaran.