REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Studi terbaru semakin memperkuat bukti bahwa vape bukanlah alternatif rokok yang lebih sehat. Studi terbaru ini mengungkapkan bahwa penggunaan vape atau rokok elektrik bisa meningkatkan risiko gagal jantung.
"Semakin banyak studi yang menemukan hubungan antara rokok elektrik dengan efek berbahaya serta menunjukkan bahwa (rokok elektrik) mungkin tidak seaman yang kita kira sebelumnya," ungkap ketua tim peneliti dari MedStar Health, Dr Yakubu Bene-Alhasan, seperti dilansir Mail Online.
Studi terbaru ini melibatkan sekitar 175 ribu orang dewasa di Amerika Serikat. Studi yang berlangsung selama empat tahun ini menemukan bahwa orang yang menggunakan rokok elektrik atau vape memiliki risiko 19 persen lebih tinggi untuk terkena gagal jantung.
Temuan yang telah dipresentasikan dalam konferensi ilmiah tahunan American College of Cardiology ini dinilai cukup mengkhawatirkan. Alasannya, saat ini ada banyak generasi muda yang menjadi pengguna vape. Bahkan, studi menemukan bahwa satu dari lima anak pernah mencobanya meski vape dilarang untuk anak berusia di bawah 18 tahun.
"Ada baiknya mempertimbangkan konsekuensi (dari rokok elektrik) terhadap kesehatan Anda, terutama terkait dengan kesehatan jantung," ujar Dr Bene-Alhasan.
Menurut studi, penggunaan vape secara signifikan dapat meningkatkan risiko gagal jantung berjenis gagal jantung dengan fraksi ejeksi terjaga atau HFpEF. HFpEF adalah kondisi ketika otot jantung menjadi kaku dan tidak bisa terisi dengan darah secara optimal di sela-sela kontraksi.