REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW --- Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pembicaraan antara Menteri Pertahanan Rusia dan Prancis menunjukan kesiapan untuk berdialog mengenai Ukraina. Rusia mengatakan pihak Prancis yang mengajukan sambungan telepon.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Prancis mengatakan pembicaraan ini menjadi percakapan pertama bagi dua menteri itu sejak Oktober 2022. Delapan bulan setelah Kremlin memerintahkan invasi skala penuh ke Ukraina.
"Kesiapan dialog mengenai Ukraina sudah tercatat," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataannya mengenai sambungan telepon antara Sergei Shoigu dengan Menteri Angkatan Bersenjata Prancis Sebastien Lecornu, Rabu (3/4/2024).
Kementerian mengatakan, titik awal diskusi ini bisa jadi pembicaraan kedua belah pihak pada tahun 2022 di Turki yang berakhir tanpa hasil. Dalam pernyataannya Rusia juga mengatakan pertemuan negara-negara di Swiss yang bertujuan meraih perdamaian di Ukraina tidak berguna, bila Rusia bukan salah satu pesertanya.
Kiev yang mengusulkan pertemuan dunia itu tapi mengatakan Rusia tidak bisa diundang. Dalam pernyataannya kementerian mengatakan Shoigu mencatat implementasi praktis, dari saran Presiden Prancis Emmanuel Macron bulan lalu untuk mengirim pasukan ke Ukraina yang akan menciptakan masalah bagi Prancis.
Pemerintah Prancis sudah mengklarifikasinya dengan mengatakan saran itu mengusulkan pengiriman pasukan untuk melatih dan operasi lain yang jauh dari garis depan pertempuran. Kementerian mengatakan, Shoigu berulang kali klaim Moskow yang menyatakan Ukraina dalang dari penembakan massal di gedung konser dekat Moskow bulan lalu.
ISIS sudah mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, Ukraina membantah terlibat dalam serangan itu dan negara-negara Barat membantah keterlibat Kiev dalam serangan tersebut. Dalam pernyataannya, mengenai percakapan Shoigu dan Lecornu, Kantor Menteri Pertahanan Prancis mengatakan menteri Prancis menegaskan kembali Prancis mengutuk "perang agresi" Rusia di Ukraina. Lecornu juga menyatakan solidaritas Prancis kepada para korban serangan di gedung konser yang menewaskan sedikitnya 144 orang.