Kamis 04 Apr 2024 16:15 WIB

Aktivis Muslim AS Menekan Biden untuk Mengakhiri Kerja Sama dengan Israel

Israel bersikap biadab terhadap Palestina.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Seorang anak mencari anggota keluarganya yang hilang di Gaza.
Foto: EPA-EFE/MOHAMMED SABER
Seorang anak mencari anggota keluarganya yang hilang di Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah tokoh komunitas Muslim di Amerika Serikat (AS) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Putih bertepatan dengan acara buka bersama pada Selasa (2/4). 

Deputi Direktur Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) Edward Ahmed Mitchell mengungkapkan, acara buka bersama yang diselenggarakan di Gedung Putih dibatalkan karena banyak orang yang memilih untuk tidak hadir.

Baca Juga

Selain itu, komunitas Muslim Amerika yang diundang juga merasa tidak bisa menerima makanan dari Gedung Putih di saat yang sama pihak Amerika mengizinkan pemerintahan Israel membantai dan membuat warga Palestina kelaparan. 

Beberapa aktivis Muslim Amerika mengatakan, acara buka bersama itu hanya akan menjadi ajang dokumentasi yang sia-sia. Maka dari itu, mereka menegaskan dan mendesak komunitas Muslim lain untuk mengambil posisi dalam masalah di Palestina.

“Tidak peduli berapa banyak orang yang datang, tidak peduli berapa banyak percakapan yang diselenggarakan, Gedung Putih menolak perubahan,” ucap Direktur Pengembangan American Muslims for Palestine, Mohammad Habehh. 

Dilansir dari Aljazirah, Muhammad Habehh menjelaskan, Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat saat ini tidak bisa mengklaim ia melayani komunitas Muslim Amerika jika pihaknya tidak mau mengakhiri dukungannya terhadap Israel.

“Foto-foto yang mereka lakukan, diskusi-diskusi yang mereka lakukan untuk menunjukkan mereka masih mendapat dukungan dari komunitas Muslim, hanyalah upaya menyedihkan untuk membuat diri mereka terlihat baik di saat warna asli mereka telah terlihat,” jelasnya.

Rutinitas acara buka bersama di Gedung Putih pertama kali diadakan pada 9 Desember 1805 di bawah pemerintahan Presiden Thomas Jefferson. Namun, acara itu dilakukan secara informal yang menyambut seorang tamu muslim bernama Sidi Soliman Melli Melli, yang merupakan utusan dari kerajaan kecil di Tunisia. Ketika itu Presiden Thomas Jefferson menyesuaikan jam makan malam setelah matahari terbenam untuk menghormati ibadah puasa Ramadhan yang dijalankan oleh Sidi Soliman.

Kemudian, Presiden Amerika Bill Clinton melanjutkan tradisi itu pada tahun 1996 sehingga menjadi acara resmi di Gedung Putih. Demikian halnya dengan Presiden George W. Bush yang menyelenggarakan santap malam buka puasa bersama di Gedung Putih pada tahun 2001. 

Presiden Bush kemudian melanjutkan acara itu setiap tahun selama dua periode masa jabatannya. Presiden Barack Obama menjadi tuan rumah acara iftar Ramadan pertamanya pada tahun 2009, dan kemudian melanjutkan tradisi itu setiap tahun selama masa kepresidenannya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement