Kamis 04 Apr 2024 22:59 WIB

Berkomitmen Kembangkan ESG, PT SMF Catat Laba Rp 466 Miliar

Sepanjang 2023, SMF telah salurkan berbagai produk pemerintah sebesar Rp 6,5 triliun

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Sarana Multigriya Finansial (SMF)
Foto: smf-indonesia.co.id
PT Sarana Multigriya Finansial (SMF)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) membukukan laba bersih sebesar Rp 466 miliar pada 2023. Berdasarkan laporan keuangan, total akumulasi dana yang telah dialirkan SMF ke sektor pembiayaan perumahan sejak 2005 sampai tahun lalu mencapai Rp 103,75 triliun.

Sementara, total kepemilikan asetnya mencapai sebesar Rp 45,71 triliun. Disebutkan, dari total dana yang sudah dialirkan, perseroan telah membiayai sekitar dua juta debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

Direktur Utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, termasuk membiayai KPR Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Pembiayaan perumahan tersebut, lanjutnya, terbagi atas 85,11 persen wilayah barat, 13,91 persen wilayah tengah, dan sisanya sebesar 0,59 persen wilayah timur.

"Sesuai dengan perluasan mandat yang telah diberikan oleh pemerintah, SMF selalu berperan aktif dan menjalin sinergi dengan berbagai pihak dalam upaya mendorong perkembangan industri perumahan. Baik dari sisi supply maupun demand," ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/4/2024).

Sepanjang 2023, sambung dia, SMF telah menyalurkan berbagai produk guna implementasi perluasan mandat dari pemerintah sebesar Rp 6,5 triliun. Itu terdiri atas Kredit Konstruksi, Kredit Mikro Perumahan, KPRumah Usaha, KPR Inden/PPJB, serta KPR Sewa-Beli (Rent to Own).

SMF pun berkomitmen mengembangkan Environment, Social, and Governance (ESG) dengan menerbitkan Obligasi dan Sukuk Berwawasan Sosial (Social Bonds), yang pertama kali dilakukan di Indonesia. Perusahaan menerbitkan Obligasi Berwawasan Sosial sebesar Rp 500 miliar serta Sukuk Berwawasan Sosial sebesar Rp 200 miliar.

Kemudian pada 2023, SMF melakukan sekuritiasi dengan BTN, nilai transaksinya sebesar Rp 600 miliar. Juga melakukan sekuritisasi dengan BSI guna menerbitkan Efek Beragunan Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi (EBAS-SP), underlying asset KPR iB BSI yang pertama kali dilakukan di Indonesia nilai transaksinya sebesar Rp 325 miliar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement