REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Perempuan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (Perempuan ICMI) mengingatkan pentingnya peran orang tua dalam menjaga dan membimbing putra-putrinya. Termasuk mengajarkan puterinya bahwa menutup aurat adalah sebuah kewajiban bagi seorang Muslimah.
"Sebagai orang tua, kewajiban membimbing putrinya dan mengarahkan untuk melaksanakan ajaran agama khususnya dalam menutup aurat tetap jadi kewajibannya. Sebab orang tua yang akan diminta tanggungjawab kesalahan anaknya di hadapan Allah, jika ia berlepastangan dari hal tersebut," ujar Ketua MPP Perempuan ICMI, Welya Safitri dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Jumat (5/4/2024).
ICMI yang baru saja menggelar Hari Jilbab Nasional pada 8 Maret 2024 lalu, menyayangkan Muslimah-Muslimah yang telah berhijab kemudian memutuskan untuk membuka jilbab mereka. Namun demikian, Welya mengimbau untuk tetap menghormati keputusan mereka.
Welya berharap, sebagai sesama Muslimah agar para aktifis hijab Muslimah tidak merundung mereka-mereka yang memutuskan melepaskan hijabnya. Namun justru harus lebih aktif melakukan edukasi kepada publik tentang sisi positif kewajiban berhijab yang mungkin saja masih kurang dipahami kalangan Muslimah dan masyarakat secara umum.
"Jangan di-bully, terus dekati dan berikan pencerahan. Justeru teman-teman aktifis hijab harus lebih memberikan edukasi yang lebih intens dan lebih mencerahkan lagi, sebab semua orang berbeda proses kehidupannya," terang Welya.
Karena menurut Welya, mereka sejatinya tetap butuh bimbingan dan ilmu tentang syariat-syariat agama yang harus diikuti.
“ICMI akan selalu hadir untuk memberikan solusi dan kontribusi terbaik bagi bangsa Indonesia. ICMI yang berlandaskan keislaman dan keindonesiaan berbasis kecendekiaan akan selalu berperan aktif mendorong kebaikan untuk bangsa dan negara,” kata Welya.