Sabtu 06 Apr 2024 19:09 WIB

Agar Hajat Dipenuhi Allah, Rutinkan Baca Dzikir Berikut ini Setiap Selesai Sholat Waktu

Dzikir menenangkan hati setiap orang yang mengamalkannya.

Rep: mgrol151/ Red: Erdy Nasrul
Ilustrasi Al-Quran dan Berdzikir.
Foto: Thoudy Badai/Republika
Ilustrasi Al-Quran dan Berdzikir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dzikir setelah sholat adalah praktik yang sangat penting dalam agama Islam, menandakan kesetiaan, penghormatan, dan pengakuan akan kebesaran Allah. Dzikir ini merupakan cara bagi umat Muslim untuk memperkuat ikatan spiritual dengan Tuhan mereka setelah menunaikan kewajiban ibadah sholat. 

Praktik dzikir ini juga memiliki banyak manfaat, baik secara spiritual maupun psikologis.

Baca Juga

Di sisi lain, dzikir setelah sholat adalah cara untuk mengingat Allah dan memperkuat keimanan. Melalui mengucapkan tasbih, tahmid, takbir, dan istighfar, umat Islam memperbarui komitmen mereka kepada Allah dan menyadari kehadiran-Nya dalam setiap aspek kehidupan mereka. 

Berikut bacaan dzikir setelah sholat. 

Pertama, membaca tasbih sebanyak 33 kali

سُبْحَانَ اللّهُ

Subhanallah (33 kali).

Maha Suci Allah. 

Kedua, membaca tahmid sebanyak 33 kali

 الْحَمْدُ للَّه

Alhamdulillah (33 kali).

Segala puji Bagi Allah.

Ketiga, membaca takbir sebanyak 33 kali

ٱللَّٰهُ أَكْبَرُ

Allahu akbar (33 kali).

Allah Maha Besar. 

Keempat, membaca kalimat dzikir sebagai berikut

لا إلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ ؛ وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Laa ilaaha illallah wahdahula syarikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai’in qadir. 

Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kekuasaan dan bagi-Nya segala pujian, dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatunya).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement