Ahad 07 Apr 2024 08:14 WIB

Masih Sembunyikan Sosok yang Bakal Diusung di Pilgub Jatim, PKB: Kan Tahu Siapa Lawannya

Jazilul menegaskan tak mungkin Muhaimin maju di Pilgub Jatim.

Rep: Eva Rianti/ Red: Agus raharjo
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid saat memberikan keterangan kepada awak media di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2024).
Foto: Antara/Narda Margaretha Sinambela
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid saat memberikan keterangan kepada awak media di Kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum mau mengungkap sosok yang bakal diusung maju sebagai calon gubenur di Pilgub Jawa Timur (Jatim). Hingga saat ini, di internal PKB masih dilakukan penggodokan mengenai sosok tersebut, dengan diantaranya memertimbangkan kapabilitas dalam menghadapi Khofifah Indar Parawansa.

"Belum. Ini sedang digodok. Sebab di Jatim memang tidak mudah untuk menyebutkan nama karena kita sudah tahu siapa lawannya kan (yakni Khofifah)," kata Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid kepada wartawan usai agenda pelepasan mudik di DPP PKB, Jakarta Pusat, Sabtu (6/4/2024).

Baca Juga

Jazilul mengakui bahwa Khofifah merupakan kandidat yang kuat untuk maju di Pilgub Jatim. Selain telah berpengalaman menjadi Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah juga didukung banyak partai politik (parpol) untuk kembali maju.

"Yang kuat kan itu (Khofifah), makanya kita sembunyikan dulu milik kita, nanti kita lihat sambil jalan, siapa yang paling layak untuk kompetisi," ujarnya.

Saat disinggung mengenai kemungkinan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) maju dalam Pilgub Jatim melawan Khofifah, Jazilul menilai itu tidak mungkin.

"Gus Muhaimin enggak mungkin, ngapain, untuk apa kita beberkan hari ini. Sampai hari ini enggak ada pembahasan Gus Muhaimin. Gus Muhaimin ada tempat yang lebih mulia daripada Gubernur Jawa Timur," tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement