REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemudik yang berangkat mudik ke jalur selatan Jawa Barat cenderung berangkat saat malam hari atau dini hari sejak empat hari terakhir. Petugas melakukan pengamanan 24 jam selama proses mudik berlangsung.
"Kami melihat tren dari empat hari lalu cukup banyak perjalanan di malam hari, bada Maghrib atau setelah jam makan malam. Tidak hanya roda empat tapi roda dua," ujar Kasatlantas Polresta Bandung Kompol Mangku Anom di Pospam Cileunyi, Ahad (7/4/2024).
Pada H-3 Lebaran 1445 Hijriah pukul 09.00 WIB, ia mengatakan terjadi peningkatan kendaraan yang melintas dibandingkan tahun 2023 dengan perbedaan mencapai 2.000 kendaraan. Anom melanjutkan hingga H-4 malam hingga H-3 dini hari terjadi peningkatan kendaraan cukup padat ke jalur selatan.
Ia mengungkapkan pengalihan arus sempat dilakukan saat dini hari hingga subuh ke arah Leles, Garut. Hal itu disebabkan kondisi arus lalu lintas di Limbangan yang padat.
"Sebelum sahur dan subuh satu kali (pengalihan arus)," kata dia.
Ia memperkirakan hingga H-1 masih terjadi peningkatan arus kendaraan ke jalur selatan. Anom menyebut, pihaknya mengimbau masyarakat dan anak-anak tidak meminta bus untuk membunyikan telolet.
Sebab ia menegaskan hal itu sangat berbahaya dan dapat mengancam keselamatan. Pihaknya juga telah melakukan ramp check dan langsung memutus klakson bus yang menggunakan telolet.
"Apabila di lapangan masih ditemukan akan ditindak," kata dia. Pantauan H-3 Lebaran 1445 Hijriah di Nagreg-Cikaledong arus lalu lintas ramai lancar dan tidak terjadi kepadatan signifikan.