Jakarta -- Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Organisasi Wilayah Jerman mengatakan siap menjadi agen pendakwah Islam Rahmatan Lil'Alamin. Mereka bergerak di kawasan Eropa, khususnya di Jerman, sehingga identitas Islam tak selalu identik dengan Timur Tengah.
"Selama ini di Jerman khususnya, Islam itu selalu identik dengan Timur Tengah. Padahal Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar kedua di dunia, yang juga harus mereka ketahui juga," ujar Ketua Orwil Jerman, Prof Dr Ing Hendro Wicaksono dalam siaran tertulis pada Ahad, 7 April 2024, di Jerman.
Hendro mengatakan, cita-citanya itu sesuai dengan salah satu butir visi misi ICMI Pusat, yakni penguatan ekosistem SDM unggul. Orwil Jerman ingin mereka menjadi sumber inspirasi menuju kemajuan bangsa Indonesia dengan bercermin dari Eropa, khususnya Jerman.
ICMI, kata dia, ingin menguatkan SDM dan Sinergi antar ekosistem dan organisasi untuk mencapai sumber daya manusia yang berwawasan dunia melalui Back Channel Diplomacy, atau merefleksikan diri dan mengkontekstualisasi pengalaman yang didapatkan di Eropa. "Ini sesuai dengan tantangan dan kebutuhan di Indonesia dan kemudian memunculkan identitas Muslim Indonesia yang terpelajar," ujar Hendro.
Dirinya juga mengungkapkan, saat ini sudah bisa dirasakan hasil jasa para cendikiawan Muslim di Jerman. Prinsip ahlusunah Wal Jamaah (Aswaja) telah diterapkan oleh masyarakat Muslim seluruh dunia secara luas, terutama perwakilannya yang ada di Jerman.
"Jadi diterapkannya prinsip Aswaja sudah tidak memandang latar belakang bangsa atau negara. Karena itu, relevansi dan kebutuhan akan pemahaman dan amalan ilmu ahlusunah Wal Jamaah di era kontemporer sangat dibutuhkan," kata Hendro.
Hal itu memotivasi generasi saat ini untuk meneladani semangat dan dedikasi ulama ahlusunah dalam menyebarkan ilmu agama. Dengan begitu, memperkuat identitas keagamaan umat Islam.
Salah satu upaya yang sudah dilakukan adalah memulai kajian khusus mengenai hal tersebut melalui Webinar bertajuk "Meneladani Cendikiawan Muslim Dari Zaman Salaf", yang digelar beberapa hari lalu. Hendro mengatakan, webinar itu adalah hasil sinergi dan kerjasama antara ICMI Orwil Jerman bersama Keluarga Muslim Indonesia Bremen (KMIB), Pengurus Cabang Istimewa Nahdatul Ulama (NU) Jerman dan Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah Jerman Raya.
"ICMI Orwil Jerman sendiri berdiri pada tanggal 15 Januari tahun 2024 berdasarkan SK dari ICMI Pusat untuk masa bakti 5 tahun sampai tahun 2029," kata Hendro.
ICMI ingin selalu hadir untuk memberikan solusi dan kontribusi terbaik bagi bangsa Indonesia. Hendro mengatakan, ICMI yang berlandaskan ke-Islaman dan ke-Indonesiaan berbasis kecendekiaan akan selalu berperan aktif mendorong kebaikan untuk bangsa dan negara.