REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel tidak akan menghalangi kesepakatan gencatan senjata dengan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan tidak akan menyetujui gencatan itu tanpa pembebasan sandera.
“Saya perjelas kepada masyarakat internasional bahwa tidak akan ada gencatan senjata tanpa pembebasan orang-orang yang disandera. Ini tidak akan terjadi. Ini adalah kebijakan pemerintah Israel, dan saya menyambut baik fakta bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden beberapa hari lalu menegaskan tetap pada sikap yang sama,” kata Netanyahu mengawali rapat kabinet, Ahad (7/4/2024).
Dia juga mengatakan kemungkinan kesepakatan tersebut dihalangi oleh Hamas, bukan Israel.
“Tuntutan ekstrem Hamas bertujuan mengakhiri perang dan membiarkan Hamas tetap utuh, memastikan kelangsungan hidupnya, rehabilitasi serta kemampuan untuk membahayakan warga negara dan tentara kami," katanya.
"Mematuhi tuntutan Hamas akan memungkinkan mereka mengulangi kejahatan seperti serangan 7 Oktober, lagi dan lagi," kata Netanyahu.
Tentara Israel telah menghancurkan 19 dari 24 batalyon Hamas, termasuk komandan senior mereka, meniadakan rumah sakit Shifa dalam enam bulan perang di Jalur Gaza dan terus menghancurkan infrastruktur bawah tanah kelompok tersebut.
“Selangkah lagi kami menang,” ucap Netanyahu.