Senin 08 Apr 2024 03:55 WIB

Pergerakan Ekonomi saat Mudik Diproyeksikan Capai Rp 386 Triliun

Perputaran uang yang terjadi diyakini akan berdampak signifikan terhadap ekonomi.

Sejumlah pemudik mengurangi laju kendaraannya saat melintasi jalan tol Palimanan-Kanci (Palikanci) KM 192, Cirebon, Jawa Barat, Ahad (7/4/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah pemudik mengurangi laju kendaraannya saat melintasi jalan tol Palimanan-Kanci (Palikanci) KM 192, Cirebon, Jawa Barat, Ahad (7/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Ahmed Zaki Iskandar memproyeksikan pergerakan ekonomi selama periode mudik Lebaran mencapai Rp 386 triliun. Hal itu diperoleh dari potensi pergerakan manusia yang diperkirakan berjumlah 193 juta orang pada mudik Lebaran tahun ini.

“Artinya dalam kurun waktu selama liburan panjang Lebaran, katakanlah per kepala mereka spend Rp 2 juta selama musim mudik, ada potensi sekitar Rp 386 triliun yang menggerakkan perekonomian di Indonesia pada mudik Lebaran,” kata Zaki dalam keterangannya di Jakarta, Ahad (7/4/2024).

Baca Juga

Faktor utama yang mendorong pergerakan ekonomi selama libur Lebaran adalah ketersediaan transportasi umum dan infrastruktur pendukung. Ketersediaan bus, kereta api, dan pesawat terbang disebut menjadi faktor penting dalam memfasilitasi pergerakan masyarakat.

Selain itu, jaringan jalan yang luas dan terhubung dengan baik di berbagai wilayah, seperti di Jawa, Sumatera, dan pulau lainnya, juga menjadi pendorong utama pergerakan masyarakat. Hal ini, kata dia, akan memicu minat masyarakat berwisata.

“Ini membuat masyarakat berkeinginan untuk melakukan pergerakan, bukan saja mudik, tapi juga bertamasya dan berkunjung ke daerah lain. Misalnya melalui sektor food and beverage, sektor hotel, wisata,” ujarnya.

Perputaran uang yang terjadi diyakini akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi daerah, khususnya untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sehingga dapat menjadi momentum pembenahan sektor ekonomi daerah pascapandemi Covid-19.

Dia berharap perputaran uang tidak hanya terjadi di Pulau Jawa, melainkan juga di seluruh pulau di Indonesia. Di sisi lain, dia melihat kenaikan tiket harga transportasi umum selama musim mudik tidak akan berpengaruh besar terhadap inflasi. Sebab, ini akan tertutup dengan masifnya pergerakan dan pengeluaran masyarakat selama lebaran.

“Memang ada dampak terhadap inflasi karena kenaikan tersebut, tapi masih bisa tertutupi dengan pergerakan manusia,” kata Zaki.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement