Senin 08 Apr 2024 07:11 WIB

Asa Warga Gaza Merayakan Idul Fitri tanpa Perang

AS semakin menekan Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Wanita Palestina mencuci pakaian dengan air laut di pantai Deir al Balah, Jalur Gaza, Kamis, 2 November 2023. Menteri Urusan Perempuan Palestina, Mona Al-Khalili, mengungkapkan bahwa pasukan pendudukan Israel sengaja menargetkan perempuan dan anak-anak di Gaza dan Tepi Barat.
Foto: AP Photo/Fatima Shbair
Wanita Palestina mencuci pakaian dengan air laut di pantai Deir al Balah, Jalur Gaza, Kamis, 2 November 2023. Menteri Urusan Perempuan Palestina, Mona Al-Khalili, mengungkapkan bahwa pasukan pendudukan Israel sengaja menargetkan perempuan dan anak-anak di Gaza dan Tepi Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pasukan Israel terlihat mundur dari pusat Kota Khan Younis yang dibombardir selama beberapa bulan terakhir. Warga Gaza berharap, hal ini menandakan perang yang sudah berlangsung hampir tujuh bulan akan berakhir.

"Tampaknya mungkin akan menjadi Idul Fitri yang membahagiakan," kata salah satu warga Gaza  Imad Joudat yang tinggal bersama delapan anggota keluarganya di sebuah tenda di Kota Rafah, Ahad (7/4/2024). "Penjajah menarik pasukan dari Khan Younis, Amerika menekan setelah beberapa warga asing tewas dan Mesir menggelar perundingan besar dengan Amerika, Israel, Hamas dan Qatar, kali ini kami berharap," tambahnya.

Baca Juga

Rafah terletak di perbatasan dengan Mesir. Kini kota menampung lebih dari setengah 2,3 juta populasi Gaza yang mengungsi dari daerah lain.

Serangan ke Gaza yang sudah berlangsung enam bulan menekan militer dan ekonomi Israel. Banyak pakar keamanan Israel yang mengatakan kini mereka melihat ancaman lebih besar dari Hizbullah di Lebanon dibanding Hamas yang menggelar serangan mendadak pada 7 Oktober 2023.

Israel juga semakin siaga dengan kemungkinan serangan balasan Iran sebagai reaksi atas kematian jenderalnya yang tewas dalam serangan udara Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah pekan lalu. Amerika Serikat (AS) juga semakin menekan Israel untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza dan berusaha menuju gencatan senjata.

Presiden AS Joe Biden mengatakan AS dapat mensyaratkan dukungannya berdasarkan dua hal itu. Pernyataan tersebut menjadi peringatan paling keras Biden untuk mempengaruhi perilaku militer Israel. AS merupakan pemasok senjata terbesar untuk Israel.

Menjelang perundingan terbaru di Kairo, Biden juga mendesak Mesir dan Qatar mendorong Hamas untuk menyepakati gencatan senjata dan pembebasan sandera. Di awal rapat kabinet mingguannya, Netanyahu mengatakan setiap kesepakatan harus mencakup pembebasan sisa sandera Israel yang masih ditawan Hamas.

Ia menuduh permintaan Hamas sebagai rintangan untuk itu. "Menyerah pada tuntutan Hamas akan memungkinkan mereka untuk mengulangi kejahatan pada 7 Oktober lagi dan lagi, seperti yang telah mereka janjikan," katanya. Lebih dari 130 sandera masih ditawan di Gaza, dan Israel mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangannya sampai semua tawanan dikembalikan. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement