REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang buka puasa Ramadhan 2024, ribuan umat Islam dan umat agama lain di Indonesia melantunkan doa bersama untuk masyarakat Gaza di Palestina yang sedang menjadi korban kekejaman Zionis Israel.
Doa bersama tersebut dilangsungkan di depan pintu Monas di seberang Patung Arjuna Wijaya atau yang biasa dikenal masyarakat sebagai Patung Kuda Monas pada Ahad (7/4/2024) dalam aksi Doa untuk Gaza.
BACA JUGA: Niat Sholat Idul Fitri Lengkap Tata Cara, Hukumnya, dan Lafal Takbiran
Ketua Komite Pengarah Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina Profesor Din Syamsuddin menyampaikan orasi di hadapan ribuan umat Islam menjelang buka puasa Ramadhan.
"Zionis Israel melakukan pendudukan dan penjajahan atas Palestina," kata Profesor Din, Ahad (7/4/2024)
"Ya benar," ujar peserta aksi Doa Untuk Gaza.
"Zionis Israel melakukan invasi dan agresi kedalam wilayah Palestina khususnya Gaza," ujar Profesor Din.
"Ya benar," ujar peserta aksi Doa untuk Gaza.
"Zionis Israel melakukan pelanggaran HAM berat, Zionis Israel melakukan kejahatan kemanusiaan, Zionis Israel melakukan kezaliman yang nyata," kata Profesor Din yang disambut seruan peserta aksi Doa untuk Gaza.
Profesor Din menyampaikan, apa yang bisa dan perlu dilakukan ke depan, sudah dinyatakan dalam Risalah Jakarta sebagai proposal Indonesia. Risalah Jakarta dideklarasikan Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina yang berkomitmen akan terus berjuang hingga negara Palestina berdaulat berdiri tegak, dan penjajahan sesuatu bangsa atas bangsa lain lenyap dari muka bumi.
Profesor Din mengatakan, proposal dalam Risalah Jakarta itu bersifat dua tingkat aksi. Pertama, dari masyarakat cinta damai dan keadilan, meluncurkan safari perdamaian. Untuk berkompromi mungkin dimulai dari Kuala Lumpur, Islamabad, Teheran, Ankara sampai ke Eropa dan Benua-benua lain. Risalah ini mengajak masyarakat internasional yang cinta damai dan keadilan untuk bersama-sama berkompromi mendatangi Israel.
"Kedua, kita usulkan sebagai rakyat dan warga negara kepada pemerintah kita masing-masing dari Indonesia, mengajak negara-negara Islam lain, mungkin Pakistan, Malaysia, Iran, Turki dan lain-lain untuk mengirim pasukan mencegah kejahatan Israel," jelas Profesor Din
Dalam orasinya, Profesor Din mengatakan, Indonesia tidak hanya mengirim Misi Pemeliharaan Perdamaian yang sekarang berada di Lebanon untuk menjaga perdamaian. Tapi sebaiknya melakukan sebuah aksi militer dengan mengirim pasukan-pasukan militer dari negara-negara Islam.
Pada waktunya nanti mengajak banyak negara-negara cinta damai di dunia. Di antaranya Rusia, Afrika Selatan dan beberapa negara Eropa bahkan negara di Amerika Latin untuk bersama-sama untuk melumpuhkan Amerika Serikat (AS), jangan lagi Amerika melakukan standar ganda.
"Karena dengan standar ganda, Amerika Serikat dan sekutunya mengirim senjata ke Israel kemudian Israel melakukan kekejaman dan kezaliman," ujar Profesor Din.
Kepada masyarakat Indonesia yang cinta perdamaian, Profesor Din mengingatkan, jangan lupa kekuatan doa pada bulan Ramadhan ini dari umat Islam dan dari kaum beriman.
"Dengan cara demikian dan dengan kombinasi langkah-langkah tadi, kita berharap dan berkeyakinan Israel akan menghentikan kekejamannya," kata Profesor Din.
Profesor Din menegaskan, bila perlu dan harus Perdana Menteri Israel Netanyahu diseret ke mahkamah internasional sebagai penjahat perang. Di lokasi dilangsungkannya Doa Untuk Gaza, nampak hadir KH Jeje Zaenudin, Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin, Ustaz Erick Yusuf, Ustaz Bachtiar Nasir, Hidayat Nur Wahid, Taufik Ismail, dan tokoh-tokoh lainnya.