Senin 08 Apr 2024 09:02 WIB

Redam Krisis Kesehatan, Korsel Tegaskan Fleksibel Soal Peningkatan Kuota Mahasiswa

Ribuan calon dokter di seluruh Korea Selatan telah meninggalkan tempat kerja.

Red: Setyanavidita livicansera
Ribuan calon dokter di seluruh Korea Selatan berunjuk rasa memprotes rencana kenaikan jumlah penerimaan dokter baru.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Ribuan calon dokter di seluruh Korea Selatan berunjuk rasa memprotes rencana kenaikan jumlah penerimaan dokter baru.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo mengatakan bahwa pemerintah tetap fleksibel mengenai rencana meningkatkan kuota penerimaan sekolah kedokteran tahun depan. Hal ini disampaikan, di tengah pemogokan oleh dokter peserta pelatihan sebagai protes terhadap rencana tersebut.

“Pemerintah mempunyai sikap fleksibel dalam semua masalah, termasuk kuota sekolah kedokteran,” kata Han dalam wawancara dengan Kantor Berita Yonhap di kediamannya di Seoul, Ahad, (7/4/2024). 

Baca Juga

Ribuan calon dokter di seluruh Korea Selatan telah meninggalkan tempat kerja sejak 20 Februari untuk memprotes rencana peningkatan penerimaan sekolah kedokteran sebanyak 2.000 kursi pada tahun depan. Rencana ini diperkirakan akan mengakibatkan kebuntuan berkepanjangan antara dokter dan pemerintah.

Han menyatakan harapannya untuk mengadakan pembicaraan dengan para dokter dengan sikap yang fleksibel. Bahkan jika para dokter kesulitan untuk mengajukan proposal terpadu kepada pemerintah, sebuah komite kepresidenan dapat dibentuk untuk berdiskusi. “Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengadakan pembicaraan dengan pikiran terbuka,” ujarnya.