REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron menegaskan dukungan Inggris untuk Israel bukan tanpa syarat. Dukungan itu tergantung pada kepatuhan Tel Aviv terhadap hukum kemanusiaan internasional.
"Tentu saja dukungan kami bukannya tanpa syarat. Kami berharap demokrasi yang membanggakan dan sukses ini akan mematuhi hukum humaniter internasional, bahkan ketika ada tantangan,” tulisnya di The Sunday Times.
Pernyataan Cameron muncul ketika setelah enam bulan serangan Israel ke Jalur Gaza dan hampir sepekan sejak serangan Israel menewaskan tujuh pekerja bantuan pangan di daerah kantong Palestina tersebut.
Badan amal makanan yang berbasis di AS, World Central Kitchen (WCK), pekan lalu membenarkan bahwa tujuh pekerja bantuan kemanusiaannya tewas dalam serangan Israel.
Para pekerja tersebut adalah warga negara Australia, Polandia, Inggris, dan Palestina, serta ada pula yang berkewarganegaraan ganda AS-Kanada.
Cameron mencatat bahwa “pembunuhan tragis dan dapat dihindari” terhadap pekerja bantuan WCK adalah pengingat akan buruknya dampak konflik Gaza. Menurut dia, tidak ada keraguan bahwa Israel adalah yang bersalah dalam peristiwa itu.
"Penyelidikan Israel telah menyimpulkan adanya proses yang tidak memadai dan perilaku yang tidak dapat diterima dari personel militer Israel yang terlibat," ujar dia.
"Hal ini tidak boleh terjadi lagi," kata Cameron, yang mengungkapkan bahwa tiga pekerja bantuan yang tewas dalam serangan Israel adalah warga negara Inggris.
Beralih ke upaya kemanusiaan yang sedang berlangsung di Jalur Gaza yang terkepung, ia mengatakan ada kebutuhan untuk membanjiri wilayah itu dengan bantuan yang dibutuhkan bagi orang-orang korban konflik.
Pemerintah Inggris pada Sabtu (6/4/2024) mengumumkan paket baru dukungan militer dan sipil untuk membangun koridor bantuan maritim ke Gaza, termasuk pengerahan kapal Angkatan Laut Kerajaan untuk bergabung dalam misi penyelamatan jiwa di Mediterania Timur.
“Kita tidak bisa hanya berpangku tangan dan mengharapkan berakhirnya pertempuran yang mungkin tidak akan terjadi. Itu berarti memastikan perlindungan masyarakat di seluruh Gaza, termasuk Rafah,” kata Cameron.
Dia menekankan bahwa sebagai kekuatan pendudukan, Israel memiliki tanggung jawab terhadap rakyat Gaza.
Cameron pun menegaskan bahwa warga sipil harus aman dan dapat mengakses kebutuhan mendasar.
Dalam kolom yang ditulisnya di harian tersebut, Cameron mengungkapkan keinginannya agar perang segera berakhir sehingga rakyat Israel dan warga Gaza bisa menjalani hidup dengan aman damai.