H-3 Lebaran, Pengguna Angkutan Penyeberangan Catatkan Angka Tertinggi
Rep: Fauziah Mursid/ Red: Gita Amanda
Senin 08 Apr 2024 19:29 WIB
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Antrean kendaraan yang akan memasuki kapal ferry di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Ahad (7/4/2024). H-3 Lebaran 2024 Pelabuhan Merak masih ramai dari pemudik mobil yang menanti sejak dini hari untuk menaiki kapal Ferry yang akan mengantarkannya ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung. Meskipun tiket keberangkatan di Pelabuhan Merak sudah habis terjual para pemudik mobil tetap dapat melakukan keberangkatan yang dialihkan melalui Pelabuhan Ciwandan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perhubungan mencatat pengguna angkutan umum pada Ahad (7/4/2024) atau H-3 Lebaran tercatat sudah mencapai 1.181.705 orang. Angka ini merupakan yang tertinggi dari total penumpang angkutan umum berbagai moda yang digunakan selama musim angkutan Lebaran tahun ini. Data ini merupakan laporan sementara yang diperoleh dari Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Kemenhub, Jakarta.
"Jumlah penumpang tertinggi pada H-3 terjadi di angkutan penyeberangan, yakni sebanyak 367.031 penumpang. Persentasenya mencapai 31,06 persen dari total jumlah penumpang angkutan umum di semua moda,” ujar Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati dikutip dari siaran persnya, Jakarta, Senin (8/4/2024).
Sejumlah titik pergerakan penumpang dan kendaraan yang dipantau melalui posko di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, meliputi 111 terminal, 16 pelabuhan penyeberangan, 51 bandar udara, 110 pelabuhan laut, 173 stasiun, 42 gerbang tol, serta 20 ruas jalan arteri keluar masuk Jabodetabek yang dilakukan pemantauan 9 titik pada tahun 2023 menjadi 11 titik di tahun 2024.
Secara rinci, jumlah penumpang angkutan umum per moda transportasi pada H-3 yakni: Angkutan jalan sebanyak 249.410 penumpang. Jumlah ini naik sebanyak 9,19 persen dibandingkan tahun lalu 228.414 penumpang, serta naik 109,16 persen dibanding pergerakan normal harian.
Angkutan penyeberangan sebanyak 367.031 penumpang. Jumlah ini meningkat 4,31 persen dibandingkan tahun lalu 351.853 penumpang, serta naik 1.029,29 persen dibanding pergerakan normal harian.
Kemudian, angkutan udara sebanyak 292.855 penumpang. Jumlah ini meningkat sebanyak 5,11 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yaitu sebesar 278.607 penumpang, serta naik 63,83 persen dibanding pergerakan normal harian.
Sementara, Angkutan laut sebanyak 93.793 penumpang. Jumlah ini meningkat 7,17 persen dibandingkan tahun lalu 87.518 penumpang, serta naik 74,08 persen dibanding pergerakan normal harian.
Untuk angkutan kereta api sebanyak 178.616 penumpang. Jumlah ini meningkat 9,94 persen dibandingkan tahun lalu 162.460 penumpang, serta naik 13,23 persen dibanding pergerakan normal harian.
Kemudian untuk angkutan pribadi, berdasarkan data pada H-3, jumlah mobil yang keluar dan masuk Jabodetabek melalui jalan tol Jasamarga tercatat sebanyak kendaraan 929.692 dan 4.648.460 orang.
"Angka tersebut meningkat 271,52 persen dibandingkan dengan periode normal harian pada 2024, sedangkan dibandingkan dengan tahun 2023 terjadi penurunan sebesar 35,19 persen yakni sebesar 1.434.408 kendaraan dan 7.172.040 orang," ujarnya.
Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Mobil yang keluar Jabodetabek melalui jalan tol Jasamarga sebanyak 654.546 kendaraan dan 3.272.730 orang. Jumlah ini menurun 25,37 persen dibanding dengan tahun lalu yaitu sebanyak 877.073 kendaraan dan 4.385.365 orang, sedangkan jika dibandingkan dengan periode normal harian jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 493,50 persen.
- Mobil yang masuk Jabodetabek melalui jalan tol Jasamarga sebanyak 275.146 kendaraan dan 1.375.730 orang. Jumlah ini menurun 50,63 persen dibanding dengan tahun lalu yaitu sebanyak 557.335 kendaraan dan 2.786.675 orang, sedangkan jika dibandingkan dengan periode normal harian jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 96,60 persen.
Untuk pergerakan orang yang menggunakan mobil keluar dan masuk melalui jalur arteri sebanyak 1.025.846 kendaraan dan 5.129.230 orang, sedangkan dibandingkan dengan tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 6,26 persen yakni sebesar 1.094.316 kendaraan dan 5.471.580 orang.
Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Mobil yang keluar Jabodetabek melalui jalan arteri sebanyak 521.061 kendaraan dan 2.605.305 orang. Jumlah ini menurun 0,58 persen dibanding dengan tahun lalu yaitu sebanyak 524.078 kendaraan dan 2.620.390 orang, sedangkan jika dibandingkan dengan periode normal harian jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 445,12 persen.
- Untuk mobil yang masuk Jabodetabek melalui jalan arteri sebanyak 504.785 kendaraan dan 2.523.925 orang. Jumlah ini menurun 11,48 persen dibanding dengan tahun lalu yaitu sebanyak 570.238 kendaraan dan 2.851.190 orang, sedangkan jika dibandingkan dengan periode normal harian jumlah tersebut mengalami kenaikan sebesar 290,43 persen.
Sedangkan pada pergerakan orang yang menggunakan sepeda motor keluar dan masuk Jabodetabek, pada H-3 tercatat sebanyak 3.289.330 kendaraan dan 6.578.660 orang. Angka tersebut menurun 13,98 persen dibandingkan dengan jumlah komulatif pergerakan orang dan kendaraan pribadi (sepeda motor) di tahun 2023.
Adapun rinciannya sebagai berikut:
- Motor yang keluar Jabodetabek sebanyak 1.794.599 kendaraan dan 3.589.198 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 89,17% dibandingkan dengan periode normal harian di tahun 2024, sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 10,23% yaitu sebanyak 1.999.188 kendaraan dan 3.998.376 orang.
- Motor yang masuk Jabodetabek sebanyak 1.494.731 kendaraan dan 2.989.462 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 12,49 persen dibandingkan dengan periode normal harian di tahun 2024, sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 18,09 persen yaitu sebanyak 1.824.756 kendaraan dan 3.649.512 orang.
“Terkait dengan padatnya arus pergerakan di Pelabuhan Merak, ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mengurai kepadatan, melalui Korlantas POLRI telah dilakukan sistem buka tutup jalan dan pengalihan ke Pelabuhan Ciwandan," ujar Adita.
Selain itu, adanya gempa bumi di wilayah Lampung dengan kekuatan 5,4 SR tidak berpotensi tsunami yang sebagaimana dilaporkan dari BMKG, perlu koordinasi antara operator Bandar Udara, Airnav dan Maskapai Penerbangan untuk dapat mengantisipasi baik dari sisi keselamatan maupun teknis operasional.