REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Otoritas Arab Saudi yang bertanggung jawab atas dua masjid paling suci umat Islam fokus dalam upaya untuk menerima lebih banyak umat Islam yang diharapkan hadir untuk beribadah seiring dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan.
Otoritas Umum untuk Perawatan dan Pengelolaan Dua Masjid Suci telah menyediakan sejumlah layanan bagi jamaah yang diperkirakan akan membawa jutaan orang ke Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Nabawi di Madinah. Pelayanan tersebut terdapat bimbingan, konsultasi, khotbah dan sesi pengajian dengan tujuan memberikan suasana ketenangan dan spiritualitas bagi jamaah.
Dalam beberapa hari terakhir, kedua masjid tersebut telah menyaksikan masuknya umat Islam selama bulan Ramadhan yang terkenal dengan ibadah yang intens.
Dilansir dari GulfNews, Kepala Kepresidenan Urusan Agama di Dua Masjid Suci Abdurahman Al Sudais telah mendesak para staf untuk siap melaksanakan rencana terkait malam tadarus Alquran di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Dengan adanya kegiatan tersebut, perlu adanya koordinasi penuh dengan badan lain di kedua lokasi.
Instruksi juga diberikan untuk mendukung layanan aplikasi pintar, terjemahan, dan panduan yang diarahkan untuk membantu para jamaah agar dapat beribadah dengan nyaman.
Puncak musim umrah atau ziarah kecil di Majidil Haram di Mekah, biasanya ditandai pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Setelah menunaikan umrah, tidak sedikit jamaah yang berangkat ke Madinah untuk melaksanakan shalat di Masjid Nabawi dan mengunjungi situs bersejarah Islam lainnya di Madinah.
Lebih dari 2 juta umat Islam telah memadati Masjidil Haram dan halaman luarnya pada malam ke-27 Ramadhan yang diyakini sebagai tanggal yang paling mungkin untuk Lailatul Qadar atau Malam yang penuh dengan kemuliaan. Bertepatan dengan pertama kali Alqruan diturunkan kepada umat Islam, melalui Nabi Muhammad SAW. Lailatul Qadr adalah malam yang paling dihormati dalam kalender Islam. Nabi Muhammad SAW berpesan agar umat Islam mencarinya pada malam-malam ganjil di 10 malam terakhir bulan Ramadhan.