REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan perjalanan mudik Lebaran harus dipecah jangan sampai berlangsung dalam satu waktu bersamaan sehingga mudah diatur dan memperkecil potensi fatalitas.
"Kalau tahun lalu itu pemudik jalan bersamaan saat malam sehingga siangnya kosong, tahun ini kebalikannya, tidak ada berbeda sehingga perlu ada upaya pemecahan," kata dia, dalam konferensi pers di kantor Jasamarga Transjawa Tol, Karawang, Jawa Barat, Senin (8/4/2024) malam.
Upaya pemecahan gelombang pemudik ini sekaligus merupakan salah satu hasil evaluasi yang dilakukan Kementerian Perhubungan, Polri dan Jasamarga Transjawa Tol, atas peristiwa kecelakaan lalu lintas di km 58 Tol Jakarta-Cikampek.
Maka dari itu, ia menargetkan mekanisme pemecahan tersebut setidaknya sudah dapat diterapkan pada arus balik Lebaran nanti yang diperkirakan mulai berlangsung pada Sabtu (13/4) atau Ahad (14/4).
Dengan demikian pihaknya berharap peristiwa serupa tidak kembali terjadi dan arus perjalanan masyarakat aman lancar. "Peristiwa ini adalah pelajaran yang mahal dan kita ambil pelajaran itu untuk mempersiapkan yang lebih baik ke depan," ujarnya.
Kecelakaan di jalur lawan arah di KM 58 Tol Jakarta-Cikampek terjadi pada Senin (8/4/2024) pagi. Kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan, yakni Bus Primajasa nopol B 7655 TGD, Gran Max nopol B 1635 BKT dan Daihatsu Terios.
Selain dua orang luka-luka, terdapat 12 orang lainnya yang meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut, terdiri atas tujuh laki-laki dan lima perempuan. Korban meninggal dunia yang berjumlah 12 orang itu berada di ruang pemulasaraan jenazah RSUD Karawang.
Pada peristiwa kecelakaan itu, mobil Gran Max dan Terios hangus terbakar. Ke-12 korban merupakan penumpang mobil Gran Max. Dari mobil Terios tidak ada korban, sedangkan dari bus Primajasa terdapat dua orang luka-luka.