REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Pejabat-pejabat PBB di Lebanon mendesak kekerasan di perbatasan Israel-Lebanon yang sudah berlangsung selama enam bulan harus diakhiri. Mereka mendesak de-eskalasi saat "ruang diplomasi masih tersedia."
"Baku tembak di perbatasan Israel-Lebanon di seluruh Garis Biru selama enam bulan terakhir, dan terus berlanjut, sudah menimbulkan banyak korban jiwa dari kedua belah pihak," kata Koordinator Khusus PBB untuk Lebanon Joanna Wronecka dan kepala Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL) Aroldo Lazaro dalam pernyataan bersama mereka, Senin (8/4/2024).
Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL berpatroli di perbatasan Lebanon dan Israel yang disebut Garis Biru. Perbatasan itu ditetapkan PBB pada tahun 200 setelah pasukan Israel mundur dari selatan Lebanon.
Para pejabat PBB mendesak kedua belah pihak untuk menggunakan semua cara untuk menghindari eskalasi. "Ekspansi perlahan dalam cakupan dan skala yang konfrontatif, meningkatkan signifikan resiko kesalahan perhitungan dan semakin memperburuk situasi yang mengkhawatirkan," kata para pejabat PBB itu.