Selasa 09 Apr 2024 10:47 WIB

Arab Saudi, Lebanon, Iran, Mesir, dan UEA Umumkan Idul Fitri pada Rabu 10 April 2024

Dar Al-Ifta Mesir mengatakan komite untuk melihat bulan tidak melihat bulan baru.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Monumen bulan sabit di Arab Saudi
Foto: Saudigazette
Monumen bulan sabit di Arab Saudi

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Otoritas Sunni tertinggi Lebanon Dar al-Fatwa mengumumkan, Senin (8/4/2024), hari pertama Idul Fitri jatuh pada Rabu, 10 April 2024.

Dilansir dari Lorient le Jour, Selasa (9/4/2024), dalam sebuah pernyataan, Grand Mufti Abdelatif Deriane mengatakan dia berharap Idul Fitri ini akan membawa perdamaian dan kelegaan bagi semua orang Lebanon.

Baca Juga

Lembaga Ulama Mohamad Hussein Fadlallah, yang mendasarkan perhitungannya pada siklus bulan untuk menentukan kedatangan Idul Fitri, juga menyatakan Rabu sebagai awal liburan.

BACA JUGA: Penyembelihan Sapi Merah, KNRP Minta Muslim Bersatu Jaga Masjid Al Aqsa dan Palestina

Negara-negara lainnya, seperti Iran, Arab Saudi, Mesir dan Uni Emirat Arab juga mengumumkanIdul Fitri atau 1 syawal 1445 H jatuh pada Rabu, 10 April 2024.

Dilansir dari About Islam, Otoritas agama di Arab Saudi telah mengumumkan bulan baru Syawal, bulan ke-10 kalender Islam, tidak terlihat pada Senin, 8 April. Oleh karena itu, Idul Fitri akan dirayakan pada Rabu, 10 April 2024.

Begitu juga Dar Al-Ifta Mesir mengatakan komite untuk melihat bulan tidak melihat bulan baru. Oleh karena itu, Idul Fitri akan dimulai pada Rabu. Komite Bulan UEA juga mengatakan bulan Syawal 1445 H tidak terlihat sehingga Idul Fitri akan dimulai Rabu, 10 April.

BACA JUGA: Naskah Khutbah Idul Fitri 2024: Merayakan Kemenangan dengan Akhlak

Di Australia, hari pertama Idul Fitri adalah Rabu, 10 April, menurut pernyataan Dewan Fatwa Australia. Sebelumnya, Dewan Eropa Untuk Fatwa dan Penelitian (ECFR) dan Dewan Fiqh Amerika Utara (FQNA) mengumumkan Idul Fitri akan dimulai pada Rabu, 10 April.

Idul Fitri adalah salah satu dari dua hari besar keagamaan bagi umat Islam selain Idul Adha. Penampakan bulan baru selalu menjadi isu kontroversial di antara negara-negara Muslim, dan bahkan para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini.

Sebagian ulama menyatakan umat Muslim di wilayah tertentu harus mengikuti penampakan bulan di wilayah itu. Kelompok lain menyatakan Muslim di mana pun harus mematuhi kalender lunar Arab Saudi.

Ada juga pendapat ketiga yang menyatakan begitu otoritas yang bertanggung jawab untuk memastikan penampakan bulan di negara tertentu membuat pernyataan, maka semua umat Islam di negara itu harus mematuhinya.

BACA JUGA: Naskah Khutbah Idul Fitri 2024: Membangun Peradaban Melalui Persatuan dan Solidaritas

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement