REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pengurus Wilayah Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (PW LFNU) Jawa Timur bakal melaksanakan rukyatul hilal atau pemantauan anak bulan di 30 titik pada Selasa (9/4/2024) petang. Pemantauan hilal tersebut dimaksudkan untuk menentukan awal Syawal atau Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah.
"LFNU Jatim Insya Allah melaksanakan rukyatul hilal. Kita sudah siap untuk melakukan rukyatul hilal di 29 sampai 30 titik di seluruh Jatim," kata Sekretaris LFNU Jatim, Fathurrozi saat dikonfirmasi Selasa (9/4/2024).
Fathurrozi mengatakan, rukyatul hilal akan dimulai sore hari, tepatnya saat matahari terbenam atau menjelang waktu Salat Magrib. Secara astronomis, kata Fathurrozi, pada pemantauan yang dilakukan di akhir Ramadan, posisi hilal sudah mencapai ketinggian 5 derajat dengan sudut elongasi 8 hingga 9 derajat.
"Lazimnya, sebelum kita melakukan rukyat, kita menghitung dulu prakondisi, posisi hilal di atas ufuk atau di bawah ufuk? Pada akhir Ramadan ini kondisi hilal sudah di atas ufuk dan sudah berkisar di antara 5 derajat lebih," ujarnya.
Berdasarkan data tersebut, lanjut Fathurrozi, sore nanti diprediksi ketinggian hilal telah memenuhi kriteria penentuan 1 Syawal, yaitu tinggi hilal 3 derajat dan sudut elongasi 6,4 derajat. Artinya, kata dia, besar kemungkinan 1 Syawal jatuh pada Rabu (10/4/2024).
"Artinya Insya Allah hilal kemungkinan besar akan terlihat, sehingga 1 Syawalnya itu keesokan harinya atau pada Rabu 10 April 2024," ucapnya.
Fathurrozi berharap cuaca Jatim cerah agar proses pemantauan hilal bisa berjalan lancar. "Bila terjadi penghalang mendung atau hujan, seumpama di seluruh Jatim itu melaporkan ke kita tidak dapat melihat hilal karena mendung atau hujan pada saat rukyatul hilal, itu akan dilaporkan sebagaimana adanya kepada PBNU," kata dia.
Adapun, 30 titik yang menjadi tempat pemantauan hilal antara lain di POB Sunan Kaliwining, Jember; MAN 3 Kediri; Observatorium Jokotole IAIN Madura; Balai Rukyat NU Condrodipo Gresik; Balai Rukyat Ibnu Syatir PP Al Islam Ponorogo; dan Madrasah Darussalam Mojokerto.
Kemudian Pantai Taneros Sumenep; Masjid Agung At Taqwa Bondowoso; Pantai Mbah Drajid Yosowilangun Lumajang; Bukit Wonocolo, Kedewan, Bojonegoro; Ponpes Bayt Al Hikmah, Kota Pasuruan; Pantai Kalbut Kabupaten Situbondo; Pantai Pancur Alas Purwo Tegaldlimo Banyuwangi; Bukit Gumuk Klasi Indah; Menara Rakyat Banyurip Senori Tuban; dan Balai Rukyat NU Jabung Mojokerto.
Kemudian POB Masjid Jamik PP Denanyar, Jombang; Pantai Paseban Kencong Jember; Pucuk Pelangi Sumberboto Wonotirto, Blitar; Banjarsari, Blitar; Pantai Srau Pacitan; Pelabuhan Tadden, Sampang; Twin Tower B UINSA (OASA); Pantai Duta Paiton, Probolinggo; Tanjung Kodok, Lamongan; Pelabuhan Kalbut Semiring Mangaran Situbondo; RSI Siti Hajar lantai 10, Sidoarjo; Pusat Observasi Bintang (POB) Lembaga Falakiyah NU Mojokerto Raya, dan lain-lain.