REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan Israel siap menghadapi semua skenario yang mungkin datang dari Iran. Pernyataan ini disampaikan usai Teheran berjanji membalas kematian dua jenderal Garda Revolusi yang tewas dalam serangan udara Israel ke kantor konsulat Iran di Suriah pada 1 April lalu.
Sebelumnya, pejabat Iran mengatakan kedutaan-kedutaan Israel tidak aman. Kantor berita semi resmi Iran mempublikasikan grafis yang menunjukkan senjata-senjata yang dapat menyerang Israel. Kantor menteri pertahanan Israel merilis pernyataan Gallant mengenai kesiapan Israel setelah ia menggelar "asesmen situasi operasional" dengan perwira senior militer.
"Setelah menyelesaikan asesmen, Gallant menekankan lembaga pertahanan menyelesaikan persiapan untuk merespon peristiwa apa pun yang mungkin berkembang untuk berhadapan dengan Iran," kata pernyataan tersebut seperti dikutip dari Middle East Eye, Selasa (9/4/2024).
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Jenderal Herzi Halevi mengatakan Israel tahu bagaimana menghadapi Iran, baik pertahan maupun menyerang. "Kami tahu bagaimana bertindak keras terhadap Iran dari tempat dekat dan jauh. Kami membuka kerja sama dengan Amerika Serikat dan mitra-mitra strategis di kawasan," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi.
Iran mengatakan, akan merespon serangan yang diduga dilakukan Israel di Damaskus pekan lalu. Serangan itu menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi termasuk beberapa komandan seniornya.
Penasihat pemimpin tertinggi Iran, Yahya Rahim Safavi mengatakan tidak ada lagi kedutaan besar Israel yang aman. Ia menambahkan Teheran memandang konfrontasi dengan Israel sebagai "hak yang sah dan legal."
Kantor semi resmi Iran, ISNA mempublikasikan grafis yang mengungkapkan sembilan jenis rudal Iran yang katanya dapat menghantam Israel. Tel Aviv belum mengkonfirmasi mereka dalang dari serangan di Damaskus.
Namun pemimpin-pemimpinnya mengatakan dalam bahasa yang lebih umum, Israel beroperasi melawan Iran yang mendukung Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon. Dua kelompok perjuangan yang sedang berperang dengan Israel selama enam bulan terakhir.
Amerika Serikat juga dalam siaga tinggi dan siap menghadapi kemungkinan serangan Iran pada aset Israel dan AS di kawasan. Israel, Argentina dan AS menyalahkan Iran sebagai dalang pengeboman mematikan di pusat Yahudi di Buenos Aires pada tahun 1994 yang menewaskan 85 orang. Iran membantah terlibat dalam serangan tersebut.