Rabu 10 Apr 2024 11:11 WIB

Pemilu Sudah Selesai, Bahlil: Idulfitri Saling Memaafkan 

Hari Raya Idulfitri ini harus menjadi momentum

Rep: Eva Rianti / Red: Arie Lukihardianti
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), Bahlil Lahadalia.
Foto: Antara/Laily Rahmawaty
Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), Bahlil Lahadalia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA ----Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia melaksanakan shalat Idulfitri di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, Bahlil menyinggung selesainya Pemilihan Umum (Pemilu) dan menyampaikan ajakan untuk saling memaafkan. 

Bahlil hadir di Masjid Istiqlal bersama dengan istri dan anak-anaknya. Ia turut mendampingi Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin yang mendirikan shalat Id di masjid tersebut. 

Baca Juga

"Saya pikir di hari Idulfitri ini, ini kan kembali kepada fitrah ya kita mendoakan semoga seluruh ibadah puasa kita diterima Allah SWT dan kita saling memaafkan," ujar Bahlil kepada wartawan usai melaksanakan shalat Idulfitri di Masjid Istiqlal, Rabu (10/4/2024). 

Bahlil lantas menyinggung soal Pemilu 2024 yang telah baru saja rampung dijalankan. Dia berharap Hari Raya Idulfitri ini menjadi momentum menyatukan kembali setelah terjadi perbedaan pandangan dan pilihan dalam Pemilu. 

"Politik sudah selesai. Kalau kemarin kita sama-sama ada perbedaan pilihan, ada tutur kata yang mungkin kurang pas, tidak berkenan, ya di hari Idulfitri ya kita saling memaafkan, membukakan diri, menjaga kekompakan bangsa untuk bagaimana negara kita ke depan yang lebih baik," katanya. 

Seusai dari Masjid Istiqlal, Bahlil menyebut akan melakukan open house, bergabung dengan para menteri lainnya di Istana Negara. Ia menyebut dirinya juga akan melakukan mudik selepas itu.  "(Mudiknya) antara dua, ke Sragen atau ke Papua," kata Bahlil. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement