REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Jawa Barat mencatat sebanyak 16.336 orang narapidana atau warga binaan pemasyarakatan di lapas dan rutan provinsi setempat mendapat remisi khusus Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jawa Barat, Robianto mengatakan, pemberian remisi itu berdasarkan surat Direktur Jenderal Pemasyarakatan Nomor: PAS-PK.05.04-307 2023.
"Remisi khusus (RK) I jumlahnya 16.208 orang, kemudian remisi khusus II ada 128 orang," kata Robianto di Bandung, Rabu (10/4/2024).
Dia menjelaskan, RK I merupakan remisi pengurangan masa pidana kepada narapidana, tetapi masih masih harus menjalani sisa pidana dan belum bisa bebas. Para warga binaan itu mendapat remisi yang beragam mulai dari 15 hari hingga dua bulan.
Warga binaan yang mendapat remisi satu bulan paling banyak dengan jumlah 10.406 orang. "Remisi 15 hari ada 3.187 orang warga binaan, satu bulan sebanyak 10.406 warga binaan, satu bulan 15 hari ada 2.210 warga binaan dan dua bulan tercatat 405 warga binaan," kata Robi.
Sedangkan RK II merupakan remisi pengurangan masa pidana kepada narapidana dan langsung bisa bebas dari lembaga pemasyarakatan atau rumah tahanan. Remisi khusus II didapat 128 orang. "Setelah mendapat pengurangan masa pidana atau remisi yang bersangkutan langsung bebas, terbanyak dari Lapas Kelas II-A Cikarang sebanyak 15 orang," katanya.
Robi mengatakan, terdapat sejumlah syarat administrasi yang harus dipenuhi oleh narapidana untuk mendapatkan remisi. Di antaranya, sudah menjalani masa pidana selama enam bulan, berkelakuan baik, mengikuti kegiatan yang digelar di lapas dengan predikat baik, serta tidak sedang menjalani pidana subsider. "Yang pertama tentu berkelakuan baik," kata dia.