REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW— Rusia pada Rabu (10/4/2024) mendesak pelaksanaan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang dikeluarkan pada Maret dan berisi seruan soal gencatan senjata di Gaza.
Ketika menanggapi pertanyaan Anadolu pada konferensi pers di Moskow, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengingatkan bahwa resolusi Dewan Keamanan PBB mengikat semua negara anggota PBB, termasuk Resolusi 2728 yang disahkan pada 25 Maret.
Dia menyampaikan tuntutan Rusia agar gencatan senjata segera diterapkan di Gaza. "Rusia terus menekankan pentingnya implementasi segera keputusan Dewan Keamanan yang disebutkan di atas," katanya, menegaskan.
Zakharova mengkritik cara perwakilan Amerika Serikat di Dewan Keamanan PBB menyebut beberapa ketentuan dalam resolusi tersebut "tidak mengikat."
Sikap Amerika Serikat itu, dan "negara Barat secara kolektif ... akan mendikte pihak lain mengenai apa yang harus dilakukan, dan mereka sendiri yang akan memilih apa dilakukan atau tidak dilakukan."
"Di sisi lain, kita melihat bahwa beberapa negara telah benar-benar melupakan apa itu kekebalan diplomatik, apa itu kekebalan konsuler dalam kaitannya dengan pegawai lembaga asing, dalam kaitannya dengan misi diplomatik," katanya.
Dia merujuk pernyataannya itu pada serangan udara Israel baru-baru ini ke gedung misi diplomatik Iran di Damaskus, Suriah, yang menyebabkan sedikitnya 13 orang gugur.
Zakharova memperingatkan bahwa pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB mungkin memerlukan tindakan yang lebih keras, termasuk oleh badan peradilan internasional.
"Saya ingin mengingatkan bahwa pelanggaran sistematis yang berat terhadap resolusi Dewan Keamanan, serta norma-norma hukum humaniter internasional, dapat menjadi dasar bagi tindakan yang lebih tegas, baik oleh Dewan Keamanan maupun otoritas peradilan internasional," ujarnya. "Kami akan terus mengawasi perkembangannya," katanya lagi.
Sementara itu, tentara Israel terus menggempur sejumlah kawasan di Jalur Gaza melalui serangan udara meski umat Muslim seluruh dunia, termasuk di Palestina, tengah memperingati Idul Fitri yang jatuh pada Rabu (10/4/2024).
"Dalam 24 jam terakhir, pesawat tempur dan pesawat nirawak telah menyerang puluhan target di sejumlah area berbeda di Jalur Gaza," demikian pernyataan militer Israel.
Angkatan darat Israel mengklaim bahwa mereka menargetkan area militer, anjungan peluncuran roket, dan mulut terowongan.
Selain itu, mereka juga menyebut terlibat bentrokan dengan pejuang Palestina di Gaza tengah.
Pasukan Israel yang saat ini masih bertahan di Jalur Gaza terbatas pada tentara Brigade Nahal yang ditempatkan di koridor Netzarim yang membelah Gaza menjadi dua bagian di selatan dan utara
Koridor tersebut dibuat untuk menghalangi kembalinya masyarakat Palestina ke Gaza utara.
Sementara itu, gerakan perjuangan Palestina Hamas masih belum mengeluarkan pernyataan balasan menanggapi pernyataan militer Israel.
Israel telah membunuh lebih dari 33 ribu warga Palestina sejak serangan lintas batas 7 Oktober 2023 oleh kelompok Palestina, Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang.
Sebagian infrastruktur di Gaza telah hancur dan 1,9 juta penduduk terpaksa mengungsi, sehingga mereka berisiko terkena penyakit dan kelaparan.
Israel di Mahkamah Internasional (ICJ) dituduh melakukan genosida. ICJ pada Januari mengeluarkan keputusan sementara yang memerintahkan Israel untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah-langkah untuk menjamin bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.