Kamis 11 Apr 2024 20:23 WIB

Libur Lebaran, Kemenkes Minta Warga Waspadai Flu Singapura

Kemenkes meminta warga mewaspadai flu Singapura selama libur lebaran 2024.

Rep: Eva Rianti/ Red: Bilal Ramadhan
Bayi berusia satu tahun yang menderita hand, foot and mouth disease (HFMD) alias flu singapura sedang dirawat. Kemenkes meminta warga mewaspadai flu Singapura selama libur lebaran 2024.
Foto: EPA/LUONG THAI LINH
Bayi berusia satu tahun yang menderita hand, foot and mouth disease (HFMD) alias flu singapura sedang dirawat. Kemenkes meminta warga mewaspadai flu Singapura selama libur lebaran 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI meminta masyarakat untuk mewaspadai potensi penularan penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau lebih populer dengan sebutan Flu Singapura, terutama pada momen libur Lebaran Idulfitri 1445 Hijriyah/ 2024 Masehi. Sebab, penyakit tersebut memiliki kecepatan penularan yang tinggi. 

Menurut catatan Kemenkes RI, ada hampir 6.500 kasus Flu Singapura hingga pekan ke-13 tahun 2024. Sebagian besar kasus terjadi pada usia anak, dan sebagian lainnya pada orang dewasa. 

Baca Juga

Kasus tersebut paling banyak terjadi di Pulau Jawa. Diantaranya yakni di Jawa Barat (2.119 kasus), disusul Banten (1.171 kasus), Daerah Istimewa Yogyakarta (561 kasus), dan Jawa Tengah (464 kasus).

"Ada tren peningkatan, ditambah mudik dan libur panjang itu berpotensi terjadi peningkatan kasus flu Singapura," kata Juru Bicara Kemenkes Syahril dalam keterangan resmi, dikutip Kamis *

(11/4/2024).  

Syahril mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dan kebersihan selama momen libur Lebaran. Dengan cara diantaranya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, serta menerapkan etika batuk atau bersin. Selain itu, masyarakat diminta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.

Kasus DBD Juga Tinggi 

Selain mengimbau untuk mewaspadai Flu Singapura, Syahril juga meminta masyarakat untuk mengantisipasi atau mengurangi risiko demam berdarah dengue (DBD). Sehingga warga diharapkan bisa menjaga diri dari kedua penyakit itu sekaligus. Terutama di wilayah atau daerah dengan angka kasus deman berdarah yang tinggi. 

"Sekalian lakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di kampung halaman, mengerjakan kebiasaan baik supaya tidak tertular Demam Berdarah," ujarnya. 

Menurut catatannya, hingga pekan ke-14 tahun 2024 atau April ini, tercatat ada sebanyak 60.296 kasus DBD di Indonesia dengan tren yang bergerak meningkat. Dari jumlah tersebut tercatat angka kematian mencapai hingga 455 orang. 

Lima kabupaten/kota dengan kasus DBD tertinggi tahun ini yakni Kabupaten Tangerang dengan 2.540 kasus, Kota Bandung berjumlah 1.741 kasus dan Kabupaten Bandung Barat ada 1.422 kasus DBD. Lalu kasus DBD di Kabupaten Lebak mencapai 1.326 kasus dan Kota Depok sebanyak 1.252 kasus.

Sementara itu, kabupaten/kota dengan kematian DBD tertinggi pada 2024, di antaranya Kabupaten Bandung dengan 25 kematian, Kabupaten Jepara 21 kematian, Kabupaten Subang 18 kematian, Kabupaten Kendal 16 kematian, dan Kabupaten Bogor 13 kematian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement