REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Latihan gabungan Angkatan Laut Korea Selatan (Korsel), Jepang, dan Amerika Serikat (AS) melibatkan kapal induk AS. Angkatan Laut Korsel mengatakan latihan ini bagian dari upaya memastikan kesiapan menghadapi ancaman rudal dan nuklir Korea Utara (Korut).
Korut mempercepat pengembangan senjata dan pekan lalu menguji rudal hipersonik bahan bakar padat. Pada Rabu (10/4/2024), merujuk pada situasi geopolitik yang tidak stabil, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan sudah waktunya untuk mempersiapkan perang.
"Pasukan berpartisipasi dalam latihan tempur anti-kapal selam untuk meningkatkan respons mereka pada ancaman bawah laut Korut termasuk dari kapal selam dan rudal balistik yang diluncurkan dari kapal selam," kata Angkatan Laut Korsel dalam pernyataannya, Kamis (11/4/2024).
Latihan dua hari ini yang digelar di perairan internasional antara Korsel dan Jepang ini juga melibatkan kapal induk AS Theodore Roosevelt dan kapal destroyer Howard, Russell, dan Daniel Inouye bersama kapal-kapal perang Korsel dan Jepang.
Angkatan Laut Korsel mengatakan latihan yang bertujuan meningkatkan kapabilitas gabungan dalam merespons ancaman Korut ini merupakan tindak lanjut dari rencana latihan bersama multi-tahun yang ditetapkan dalam pertemuan tiga negara tahun lalu.
Tiga Angkatan Laut juga melatih pencegatan maritim yang dirancang memblokir pengangkutan senjata pemusnah massal ilegal Korut. Mereka juga melatih upaya pencarian dan penyelamatan untuk membantu kapal yang mengalami kesulitan.
Kementerian Pertahanan Korsel mengatakan pejabat pertahanan Korsel dan AS yang mengadakan pembicaraan pertahanan tahunan di Washington menegaskan kembali rencana untuk latihan meja yang mensimulasikan penggunaan senjata nuklir Korut dalam latihan musim panas mendatang.
Di pertemuan Camp David Agustus lalu, para pemimpin ketiga negara sepakat untuk mengadakan latihan tahunan multi-ranah, berbagi informasi real-time peluncuran rudal Korut, dan meluncurkan saluran komunikasi krisis.