REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --Presiden AS Joe Biden, Jumat (12/4/2024), memperingatkan Iran agar tidak menyerang Israel. Hal ini disampaikan, di tengah ekspektasi bahwa Teheran akan segera melakukan pembalasan atas pemboman konsulatnya di Damaskus, Suriah, awal bulan ini.
"Kami mengabdikan diri untuk membela Israel. Kami akan mendukung Israel. Kami akan membantu membela Israel, dan Iran tidak akan berhasil," kata Biden kepada wartawan saat dia mengakhiri pidato virtualnya di depan kelompok hak-hak sipil.
Israel berada dalam kewaspadaan tinggi di tengah janji publik Iran untuk menyerang sasaran-sasaran Israel sebagai pembalasan atas serangan udara tanggal 1 April 2024, terhadap fasilitas diplomatiknya di ibu kota Suriah. Serangan tersebut menewaskan sedikitnya tujuh anggota Korps Garda Revolusi Islam Iran, termasuk dua jenderal penting.
Iran menuduh Israel melakukan serangan itu dan berjanji akan membalasnya. Namun Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun selama berbulan-bulan Israel telah melakukan sejumlah serangan terhadap sasaran Iran di Suriah.
Baik Iran maupun Hizbullah, sekutu utamanya di Lebanon, mengatakan bahwa serangan tersebut tidak akan dibiarkan begitu saja. Ketika ditanya oleh seorang wartawan seberapa besar kemungkinan serangan Iran akan terjadi, Biden mengatakan perkiraannya adalah "lebih cepat daripada nanti."
Eskalasi tersebut terjadi ketika Israel terus melancarkan serangan militer yang mematikan di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas pada awal Oktober 2023 oleh Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 33.600 warga Palestina telah tewas di Gaza dan lebih dari 75.800 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.