Sabtu 13 Apr 2024 13:41 WIB

Ungkapan Isi Hati Anak Gaza di Palestina Saat Idul Fitri di Pengungsian

Bagi anak Gaza momen Idul Fitri kesedihan dan duka cita

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Seorang anak Palestina memegang lentera di tenda pengungsian mereka saat menyambut datangnya Ramadhan di Rafah, di selatan Jalur Gaza, Sabtu (9/3/2024). Pengungsi Palestina di Rafah menyambut sukacita datangnya bulan Ramadhan meski tinggal di tenda-tenda pengungsian.
Foto: REUTERS/Mohammed Salem
Seorang anak Palestina memegang lentera di tenda pengungsian mereka saat menyambut datangnya Ramadhan di Rafah, di selatan Jalur Gaza, Sabtu (9/3/2024). Pengungsi Palestina di Rafah menyambut sukacita datangnya bulan Ramadhan meski tinggal di tenda-tenda pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen Idul Fitri atau Lebaran bagi sebagian banyak orang di dunia termasuk di Indonesia adalah momen bahagia. Di momen Idul Fitri, keluarga berkumpul dan biasanya melakukan makan bersama.

Namun, bagi anak-anak Gaza di Palestina, momen Idul Fitri tetap menjadi momen kesedihan dan duka cita. Keluarga mereka sudah tidak utuh lagi, banyak anak-anak Gaza yang menjadi yatim dan piatu, akibat tentara Zionis Israel menjajah dan melakukan pembunuhan masif terhadap rakyat Palestina. 

Dalam sebuah video di X, ada seorang anak Palestina yang masih kecil tidak bisa menyembunyikan kesedihannya di raut wajahnya. Dia adalah satu dari sekian banyak anak-anak Palestina di pusat pengungsian di Gaza.

Anak Palestina itu mengatakan sesuatu yang sangat memilukan di momen Idul Fitri.

"Ini bukan Idul Fitri, ini kesedihan. Sebenarnya ini bukan Idul Fitri, jika ini Idul Fitri, ayah saya masih bersama kami, dan kami akan tetap memiliki paman bersama kami," kata anak Palestina itu dalam video yang diunggah pada X oleh akun @doamuslims pada 11 April 2024. 

"(Jika ini Idul Fitri) kami akan bahagia saat ini, kami akan berada di rumah kami, kamu tidak akan bisa merekam saya, (karena) kami akan mengunjungi bibiku, ini bukan Idul Fitri, ini adalah kesedihan," ujar anak yang tinggal di pengungsian di Gaza itu.

Saat anak Palestina itu ditanya, "Kemana ayah kamu pergi?" 

Anak korban kekejaman Israel itu menjawab, "Ayah saya dikepung di Al-Shifa (kompleks medis) dan (penjajah) mengambilnya." 

"Kita tidak tahu, apakah mereka membunuhnya (membunuh ayah saya) atau tidak, dan kami juga kehilangan paman saya," ujar anak Palestina yang tidak bisa menyembunyikan kesedihannya pada raut wajahnya. 

Anak Palestina ditanya lagi, "Apakah kamu kesal di momen Idul Fitri ini?" 

Anak Palestina itu menjawab, "Ya karena ini bukan Idul Fitri."

Demikian ungkapan isi hati anak Palestina yang menjadi korban kejamnya penjajahan oleh Israel. 

Idul Fitri jika diartikan maknanya adalah hari raya untuk makan. Biasanya keluarga berkumpul di kampung halaman dan melakukan makan bersama dalam suasana sukacita. Namun, bagi anak-anak Gaza, Idul Fitri bukan hari raya untuk makan tapi adalah kesedihan.

Anak-anak Gaza kehilangan ayah dan paman mereka. Bahkan ramai diberitakan mereka kekurangan makanan dan minuman. Sementara, Zionis Israel dengan tidak berprikemanusiaan terus menjajah dan membunuh rakyat Palestina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement