Sabtu 13 Apr 2024 13:38 WIB

China Evakuasi 51 Warganya dari Haiti

Seluruh warga negara China yang ingin meninggalkan Haiti telah dievakuasi dengan aman

Polisi berlindung selama operasi anti-geng di lingkungan Portail di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, (29/2/2024).
Foto: AP Photo/Odelyn Joseph
Polisi berlindung selama operasi anti-geng di lingkungan Portail di Port-au-Prince, Haiti, Kamis, (29/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China sudah mengevakuasi 51 orang warganya dari Haiti setelah situasi keamanan di negara itu terus memburuk. "Dengan upaya bersama, setelah 24 warga negara China dievakuasi dengan aman pada tanggal 22 Maret, 27 warga negara China lainnya berhasil dievakuasi dengan aman ke Republik Dominika kemarin, 11 April 2024," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing pada Jumat, (12/4/2024). 

Haiti dilanda kerusuhan dan rentetan kekerasan sejak akhir Februari 2024 yang didalangi oleh geng-geng kriminal bersenjata dengan tindakan membakar istana presiden dan menyerang markas polisi.Pada 29 Februari, geng-geng bersenjata mulai melakukan penembakan di Port-au-Prince dan bandara internasional di ibu kota Haiti itu ketika PM Ariel Henry berkunjung ke luar negeri.

Baca Juga

Kerusuhan itu bahkan menyebabkan Perdana Menteri Haiti Ariel Henry mengundurkan diri. "Setelah situasi keamanan memburuk di Haiti, Kementerian Luar Negeri bersama dengan lembaga pemerintah terkait dan pemerintah daerah di China menginstruksikan misi kami di luar negeri untuk memantau situasi dengan cermat, mendapatkan informasi terbaru tentang semua warga negara China di Haiti, dan melakukan apa pun yang mereka inginkan," tambah Mao Ning.

Ia menyebut Kementerian Luar Negeri China dapat melindungi keselamatan warganya dan mengatur evakuasi kelompok secara tertib. "Sejauh ini, seluruh warga negara China yang ingin meninggalkan Haiti telah dievakuasi dengan aman. Selama proses tersebut, kami juga membantu seorang warga negara Filipina untuk mengungsi dengan aman dari Haiti," ungkap Mao Ning.

Pascamundurnya Ariel Henry, pemerintahan dipegang oleh dewan presidensial transisi. Dewan ini, terdiri dari tujuh anggota untuk mewakili berbagai gerakan Haiti dengan hak untuk memilih dan dua pengamat tanpa hak memilih.

Dewan juga menjalankan sejumlah kewenangan presiden untuk sementara dan bertindak berdasarkan suara mayoritas. Warga sipil kini menghindari baku tembak di ibu kota Port-au-Prince, di mana geng-geng kriminal bersaing untuk menguasai sebagian besar wilayah tersebut.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement