Sabtu 13 Apr 2024 14:55 WIB

Wilayah Ini Waspadai Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Sabtu Sore

BPBD Lebak sudah menyiapkan peralatan evakuasi jika terjadi bencana.

Red: Agus raharjo
Hujan deras/ilustrasi
Foto: Flickr
Hujan deras/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, RANGKAS BITUNG--Masyarakat Kabupaten Lebak, Banten mewaspadai curah hujan lebat disertai angin kencang dan petir yang berpotensi terjadi Sabtu (13/4/2024) sore. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Agust Riza Faesal mengatakan masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana alam agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi hujan lebat disertai angin kencang dan petir/kilat.

Cuaca buruk tersebut berdasarkan laporan BMKG dan berpeluang menimbulkan bencana banjir, longsor, pergerakan tanah, angin puting beliung dan gelombang tinggi. Selama ini, kata dia , wilayah Kabupaten Lebak masuk daerah langganan bencana alam, karena tofografinya perbukitan, pegunungan, aliran sungai dan pesisir pantai.

Baca Juga

Oleh karena itu, BPBD Lebak menyampaikan peringatan kewaspadaan pada masyarakat, khususnya di 15 kecamatan yang dipetakan sebagai daerah rawan bencana alam. "Dengan peringatan kewaspadaan itu dapat mengurangi risiko kebencanaan sehingga tidak menimbulkan korban jiwa," katanya, Sabtu.

Menurut dia, BPBD Lebak kini mempersiapkan peralatan evakuasi guna menyelamatkan warga jika terjadi bencana alam akibat cuaca buruk tersebut. Peralatan evakuasi itu di antaranya perahu karet, gergaji mesin, pakaian pelampung, tenda, kendaraan operasional hingga penyediaan logistik.

Selain itu juga pihaknya berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Kepolisian, TNI, Basarnas , BNPB, PUPR, PLN, Dinsos dan lainnya. "Kami bergerak cepat untuk melakukan pertolongan jika menerima informasi bencana alam itu," katanya menjelaskan.

Sementara itu, sejumlah warga Kecamatan Cimarga Kabupaten Lebak mengatakan bahwa mereka sejak beberapa hari terakhir meningkatkan kewaspadaan bencana alam agar tidak menimbulkan korban jiwa menyusul curah hujan tinggi di daerah tersebut.

"Kami setiap curah hujan lebat disertai petir dan angin kencang mengungsi ke tempat yang lebih aman karena khawatir rumah miliknya roboh," kata Edi (50 tahun) sambil menyatakan kondisi rumahnya rusak berat akibat diterjang pergerakan tanah tahun 2018.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement