Ahad 14 Apr 2024 00:17 WIB

Iran Ancang-Ancang Serang Israel, Negara-Negara Arab Ikut 'Panik' dan Ingatkan AS

Negara Arab menolak wilayahnya digunakan sebagai lokasi operasi militer AS ke Iran.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi.
Foto: Leon Neal/ via AP
Putra Mahkota Mohammed bin Salman dari Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, Negara-negara monarki konstitusional di Timur Tengah mengingatkan Amerika Serikat (AS) untuk tidak menggunakan wilayah mereka sebagai pangkalan militer saat melakukan respons terhadap Iran jika Iran jadi melaksanakan serangan balasan ke Israel. Seorang pejabat senior AS mengungkapkan informasi itu kepada Middle East Eye (MEE), Sabtu (13/10/2024).

Di tengah ketegangan yang terus meningkat di kawasan, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman, dan Kuwait menimbang ulang detail perjanjian mereka dengan AS terkait izin puluhan ribu tentara AS yang ditempatkan di wilayah mereka. Negara-negara Arab itu saat ini juga mencegah pesawat-pesawat tempur AS terbang di atas udara mereka jika nantinya melakukan serangan balasan Iran.

Baca Juga

Diketahui, AS telah puluhan tahun berinvestasi membangun pangakalan-pangkalan militer di kawasan Teluk. Mengingat pangkalan-pangkalan militer itu berlokasi dekat dengan Iran, menjadi strategis bagi militer AS untuk melancarkan serangan ke Iran dari titik-titik tersebut.

Penolakan negara-negara Arab mengakibatkan persiapan AS saat ini menjadi kompleks. Apalagi, berdasarkan sumber kepada MEE, momen serangan Iran ke Israel diperkirakan semakin dekat.

 

"(Penolakan) Itu adalah sebuah kekacauan," kata pejabat senior AS kepada MEE.

 

Sumber MEE itu mengungkapkan ada tiga skenario Gedung Putih menyongsong serangan Iran. Pertama, Iran bisa menyerang Israel secara langsung dari teritori mereka. Opsi kedua, adalah serangan lewat proxy mereka seperti Houthi di Yaman dan Hizbullah di Lebanon. Yang ketiga, adalah kombinasi dari dua opsi tadi.

Iran diperkirakan juga bisa menyerang langsung kedutaan-kedutaan Israel di Timur Tengah. Tentara-tentara IDF yang kini berada di Gaza dan Tepi Barat juga bisa jadi sasaran dari rencana serangan Iran.

Sebelumnya, Presiden AS Joe Biden telah menginformasikan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas komitmen bantuan AS. Namun, menurut sumber tadi, pemerintahan Biden saat ini terbelah atas level bantuan keamanan yang akan diberikan kepada Israel. Pemerintahan Biden saat ini juga dilaporkan khawatir lantaran eskalasi perang yang berpotensi melebar di Timur Tengah bersamaan dengan proses pemilu presiden di AS. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement