REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia berpendapat semua pihak harus berperan untuk memastikan ketegangan di Timur Tengah tidak terus meningkat demi perdamaian dan kepentingan universal. Selain itu, semua pihak harus berupaya mencapai solusi dengan mengakhiri konflik di sana.
Pernyataan itu Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim sampaikan melalui akun media sosialnya diakses di Kuala Lumpur, Ahad (14/4/2024), setelah mengadakan pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Ahmad Zahid Hamidi, Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Mohamad Sabu dan pejabat tinggi Pemerintah lainnya untuk membahas situasi terkini di kawasan Timur Tengah.
Menurut Anwar, serangan yang dilancarkan Republik Islam Iran merupakan respons atas serangan biadab Zionis Israel terhadap Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah baru-baru ini. Hal itu jelas merupakan pelanggaran hukum dan undang-undang internasional.
"Solusi apa pun yang dipilih tidak akan berkelanjutan jika kekerasan yang terjadi saat ini tidak segera diakhiri," katanya.
Meski demikian, ia mengatakan Malaysia tetap teguh pada pendiriannya untuk berpihak pada rakyat Palestina yang terus menderita akibat krisis ini. Kini saatnya semua pihak berperan dalam mendorong diakhirinya ketegangan tersebut.
Ia mengatakan Pemerintah Malaysia kini memantau dengan cermat perkembangan tersebut serta posisi pasar keuangan, termasuk potensi dampaknya terhadap negara tersebut. Selain itu, pemerintah akan bertindak bijaksana untuk memperkuat stabilitas ekonomi dan keuangan negara tersebut.
"Pemerintah juga memperhitungkan faktor-faktor apa pun yang mungkin mempengaruhi warga Malaysia," kata Anwar.